MOMENTUM, Pringsewu--Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pringsewu melakukan assessment tes fisik, psikologi, dan bioimpedence analysis untuk penjaringan atlet Pekan Olahraga Provinsi IX Lampung pada 2022.
Koordinator Assessment Aris Mulato, didampingi Ketua Umum KONI Pringsewu Dwi Pribadi menjelaskan, kegiatan itu dipusatkan di GOR Kuncup Pringsewu, berlangsung sepekan mulai 17 hingga 22 Desember 2021.
Kegiatan ini diikuti sebelas cabang olahraga (cabor) dengan peserta mencapai 300 atlet. "Assessment menghadirkan Tim Binpres KONI Provinsi Lampung dan Tim ahli keolahragaan dari Unila,"jelasnya.
Assesment meliputi tes psikologi, BIA (Bioimpedence Analysis) serta tes Fisik. "Hal ini, merupakan upaya KONI Pringsewu membimbing dan membina para atlet yang akan mewakili Kabupaten Pringsewu mengikuti Porprov 2022 mendatang," jelasnya.
Menurutnya, melalui assesment, KONI tidak hanya menerima data atlet di atas meja dan belum tahu kualitasnya. "Namun akan mengetahui kualitas yang sebenarnya," ungkap Aris Mulato
Dwi Pribadi menambahkan, KONI Pringsewu berani melakukan terobosan baru dengan menerapkan sport science guna mengoptimalkan para atlet yang akan dipersiapkan untuk atlet Porprov Lampung mendatang.
"Tujuannya untuk mengetahui kondisi tehnik dan fisik seorang atlet untuk mewujudkan program latihan yang maksimal,"harapnya.
Menurutnya, penerapan sport science sudah diterapkan didaerah-daerah maju dan sudah terbukti ampuh menghasilkan altlet-atlet peraih medali emas. "Kabupaten Pringsewu adalah yang pertama penerapan sport science bekerja sama dengan KONI Provinsi Lampung dan Universitas Lampung,"terang Dwi.
Dia memaoarkan, hasil Test Sport Spesific maka seorang atlet akan bisa diketahui kelemahan-kelemahan baik tehnik, mental dan kondisi phisiknya. "Sehingga atlet dan pelatih dapat meningkatkan porsi latihan hingga mencapai performa terbaiknya," harap Dwi Pribadi.
Sementara Frans Nurseto Wakil Ketua II KONI Provinsi Lampung yang membidangi Pembinaan Prestasi, Diktat, Litbang dan Sport Science yang juga selaku Tim Ahli keolahragaan mengatakan, pengembangan olahraga tanpa assesment belum bisa dijadikan ukuran untuk profesional dan kualitas atlet.
"Justru bagi atlet yang sudah berkelas menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,"ujarnya. (*)
Laporan: Sulistyo.
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com