MOMENTUM, Bandarlampung--Generasi milenial tidak boleh cuek dengan politik. Apalagi saat memilih wakilnya di legislatif, paling tidak kaum milenial mengetahui track record-nya sehingga tak salah pilih.
Demikian diungkapkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) bersama Ketua DPW PAN Jawa Barat, Desi Ratnasari saat menemui kaum milenial yang baru bergabung sebagai kader PAN Lampung di Kafe Emerald Bistro, Selasa (1-2-2022) malam.
"Bila memilih wakil (caleg) yang tidak baik dan karena ada duitnya, itu artinya demokrasi yang menyimpang. Karena yang paling banyak ngasih uang, paling banyak korupsinya," ujar Zulhas.
Zulhas melanjutkan, seperti halnya dengan memilih bergabung dalam partai politik (parpol), seperti PAN. Kaum milenial harus mengetahui apa itu PAN, tidak hanya ikut-ikutan.
Lambang matahari PAN misalnya, kata dia, memiliki filosofi sederhana. Matahari punya arti tidak membeda-bedakan, siapa pun diberi cahaya.
"Itulah PAN, tidak membeda-bedakan. Dari mana pun asal manusia maka akan dimuliakan," ucap anggota DPR RI dapil Lampung tersebut.
Kakak kandung mantan Bupati Lampung Selatan ini menegaskan, PAN memerlukan banyak anak muda. Sebab, dalam pilkada maupun pileg, PAN lebih memprioritaskan kaum milenia.
"Misal ada 10 kandidat, maka yang senior cukup dua. Sisanya, kaum milenial. Karena yang muda yang meneruskan perubahan regenerasi kepemimpinan," ujarnya.
Sementara Desi Ratnasari mengatakan, kumpul dengan milenial merupakan hal yang penting lantaran mereka merupakan generasi penerus politik.
"Tentunya jangan alergi dalam politik, tidak hanya laki-laki, perempuan pun harus mau," imbuhnya.
Desi menegaskan, PAN sangat terbuka untuk mendengar keluhan dan aspirasi dari kaum milenial. Karena, keputusan partai berawal dari diskusi dan tukar pikiran.
Di sisi lain, salah satu kader yang baru bergabung di PAN, Andi Desfiandi menambahkan, semua profesi telah dijalaninya. Mulai dari pegawai, profesional, pengusaha, dan akademisi. Namun, ada satu profesi yang belum ia lakukan, yaitu politik.
Untuk itu, Andi mengambil keputusan untuk masuk ke dunia politik dengan bergabung ke partai berlambang matahari tersebut.
Andi mengaku, dalam berpolitik harus memilih partai yang terbaik dan sesuai harapan untuk memajukan bangsa dan negara. Parpol, bagi Andi menjadi kendaraan untuk mensejahterakan masyarakat, keadilan, kemakmuran, dan kesatuan.
"Saya melihat PAN partai jalan tengah yang memberikan solusi untuk mempersatukan perbedaan. Kita kan bersaudara. Jadi partai ini sangat dinamis serta tujuannya juga sangat mulia," tutupnya.
Diketahui, ada delapan kader baru di PAN yang berasal dari politisi, birokrat akademisi hingga selebgram. Mereka di antaranya, Zuliana Abidin mantan kader Gerindra dan Berkarya yang kini jadi Ketua PUAN Lampung.
Selanjutnya, mantan Ketua Perempuan Demokrat Lampung Marthalena, mantan kader Partai Hanura Sugiarti, mantan kader Partai Nasdem Hendar Toyib, dan Kerel Pramasta.
Kemudian, mantan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung Theresia Sormin, Ketua Yayasan Alfian Husein sekaligus mantan Rektor IBI Darmajaya Andi Desfiandi, dan desainer yang juga selebgram Lampung Fitria Bakri.(**)
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com