MOMENTUM, Metro--Pemerintah Kota Metro berkolaborasi dengan dua lembaga: Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan SNV Indonesia, mendeklarasikan empat puskesmas pelayanan inklusif. Puskesmas Iringmulyo, Margorejo, Banjarsari dan Puskesmas Mulyojati.
Walikota Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, deklarasi tersebut sebagai salah satu bentuk keseriusan pemkot setempat meningkatkan pemerataan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
:Sekarang kita sudah punya empat puskesmas pelayanan inklusif. Semoga ini menjadi motivasi bagi puskesmas-puskesmas lain di Kota Metro," kata Wahdi.
Hal senada disampaikan perwakilan SNV Indonesia Bambang Pujianto. Menurut dia, salah satu hal terpenting dalam penerapan pelayanan puskesmas inklusif adalah audit sosial.
"Audit sosial merupakan satu pola baru bagaimana menyertakan masyarakat untuk ikut melakukan audit terhadap pelayanan puskesmas. Jadi audit ini tidak hanya dilakukan secara struktural oleh pemerintah, tapi juga oleh masyarakat," kata Bambang.
Dengan begitu, lajut dia, pihak pengelola puskesmas akan lebih terpacu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
"Rencananya, Kota Metro dan Kota Bandarlampung menjadi model audit pelayanan puskesmas yang menyertakan kelompok masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, dalam pola inklusif juga harus mengedepankan pelayanan kelompol masyarakat penyandang disabilitas.
"Kelompok disabilitas juga harus terlibat dalam proses audit, karena mereka juga merasakan pelayanan puskesmas," jelasnya.
Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati mengklaim, empat puskesmas tersebut secara umum sudah memenuhi standar pelayanan yang cukup baik.
Meski demikian, dia mengakui, belum ada puskesmas di Kota Metro yang secara khusus mengakomodir para disabilitas. “Contohnya toilet duduk. Baru ada satu puskesmas, yaitu Puskesmas Margorejo yang berinisiatif membangun toilet duduk untuk penyandang disabilitas," ungkapnya.(**)
Editor: Munizar
E-Mail: harianmomentum@gmail.com