Lupa Diri

Tanggal 13 Jul 2022 - Laporan Agung DW - 562 Views
Agung Darma Wijaya, Wartawan Harian Momentum

MOMENTUM--Ketika sudah berkuasa lupa tugas dan tanggungjawab. Kepentingan rakyat dinomor duakan. Kepentingan pribadi menjadi prioritas. 

Begitulah fakta yang terjadi saat ini. Memang jabatan dan kekuasan suka membuat seseorang lupa diri.

Lupa tugasnya. Lupa tanggungjawabnya. Lupa dengan rakyatnya. Lupa apa tujuan utamanya.

Itu pula yang terjadi beberapa hari lalu. Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan kunjungan kerja ke Lampung. Tujuannya ke tiga daerah: Bandarlampung, Lampung Selatan dan Pesawaran. 

Ironisnya, saat di Bandarlampung dia mengampanyekan anaknya dengan membagikan minyak goreng gratis kepada warga yang hadir. 

Sontak saja, video dia yang sedang mengampanyekan anaknya pun viral di media sosial. 

Setelah viral, partainya langsung memberikan klarifikasi. Mereka menyebutkan bahwa kedatangannya bukan sebagai menteri, melainkan Ketua Umum PAN.

Memang dalam kegiatan itu, ada tulisan PAN-sar murah. Tapi, setahu saya minyak yang dibagikan gratis itu bersumber dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). 

Apakah itu artinya, program pemerintah yang memang seharusnya untuk masyarakat dimanfaatkan untuk kepentingan partai? 

Informasi yang saya dapatkan juga, alokasi minyak goreng itu bukan untuk kegiatan tersebut. Namun dikarenakan menteri datang, jadi sebagian dialihkan di kegiatan itu. 

Anehnya lagi, berdasarkan rundown kegiatan Mendag pada 9 Juli 2022 yang saya terima, jelas kedatangan Zulhas ke Bandarlampung sebagai menteri. Bukan Ketua Umum partai.

Agendanya jelas Menghadiri Pasar Murah di Kota Bandarlampung. Bukan agenda kampanye atau partai. 

Apakah karena menjelang tahun politik. Sehingga memanfaatkan momen untuk mendapatkan simpati rakyat?

Apapun alasannya, tindakannya tentu saja tak dapat dibenarkan. Apalagi sampai memanfaatkan jabatan dan program pemerintah, untuk kepentingan pribadi atau partai.

Wajar saja jika sampai mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. Bahkan presiden pun angkat bicara hingga memberikan teguran. Artinya apa yang beliau lakukan tak dapat dibenarkan. 

Ya mungkin beliau khilaf, hingga tanpa sadar berbuat hal yang kurang pantas. 

Fokus saja dulu kerjanya pak. Buktikan jika bapak memang layak dipilih jadi menteri. Kalau memang bagus, nanti juga rakyat pasti memilih keluarga bapak untuk menjadi wakilnya di gedung senayan.

Apalagi, masih banyak keluhan masyarakat yang belum mampu bapak atasi. Bukan hanya minyak, tetapi juga cabai yang harganya gila-gilaan. Belum lagi harga sawit yang terjun bebas. Tabik. (*)

Editor: Agung Darma Wijaya


Comment

Berita Terkait


Pesan Khatib di Mimbar Jumat ...

MOMENTUM-- Pemilihan presiden (Pilpres) menjadi magnet tersendiri ...


Siklus Kehidupan ...

MOMENTUM-- Dulu, ketika beranjak remaja, saya selalu mendapat tug ...


Unila kembali Bergejolak ...

MOMENTUM-- Universitas Lampung (Unila) kembali jadi sorotan publi ...


Pasang Surut ...

MOMENTUM-- Tarik ulur dalam hubungan itu biasa. Entah itu pertema ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com