“KAMI Putra Putri Indonesia, Mengaku
Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia. Kami Putra Putri Indonesia, Mengaku
Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia. Kami Putra Putri Indonesia, Menjunjung
Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.”
89 tahun yang lalu, belasan kelompok pemuda dari berbagai
daerah di Indonesia membuat semangat kebangsaan.
Para pemuda bertekad membangun Indonesia yang modern, agar
Indonesia bertumbuh dan berkembang dengan menyatakan ikrarnya dalam Sumpah
Pemuda.
Ikrar ini bukan sekadar ucapan yang biasa, melainkan sebuah
upaya terobosan genial, menuju Indonesia yang modern dan berkeadaban.
Berikut ini wawancara dengan Ketua DPRD Provinsi Lampung, Dedi Afrizal tentang Sumpah Pemuda di
era millennial.
Apa semangat yang
terkandung dalam ikrar itu?
Tiga pilar dalam Sumpah Pemuda adalah meneguhkan kembali makna
persatuan, kebahasaan, dan satu tanah air. Semangat perubahan zaman inilah yang
menjadi harapan sekaligus tantangan bagi generasi milenial, generasi masa kini
yang akrab dengan teknologi dan informasi.
Bagaimana kita yang dalam
kekinian memaknai ikrar itu?
Memaknai hal tersebut di masa kini, pemuda sebagai pembaharu
bangsa, yang mampu melihat masa depan bangsa dengan jernih. Di tangan pemudalah
estafet bangsa ini akan diteruskan.
Mengacu pada Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016
memproyeksikan jumlah penduduk di Indoensia ada 258 juta jiwa.
Angka pemudanya mencapai 82 juta jiwa atau 30 persen Sungguh
angka yang besar dan sangat punya energi besar untuk mengubah Indonesia.
Bonus demografi Indonesia itulah yang harus menjawab tantangan
dan persaingan di era milenial seperti sekarang dengan lebih aktif dan kreatif.
Banyaknya generasi muda yang berkualitas tentu akan membentuk generasi yang
berkualits pula. Para pemuda di masa sekarang harus bisa bersaing dan setara
dengan bangsa lainnya di dunia. Sikap aktif dan kreatif inilah yang mutlak
menjadi modal para generasi muda.
Bagaimana generasi
milenial menjaga dan meneruskan semangat dalam ikrar Sumpah Pemuda?
Kepada generasi muda saat ini untuk menjaga dan tidak
melupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan, dia juga
mengharapkan kemerdekaan saat ini diisi dengan prestasi.
Lebih dari pada itu kita berharap pemuda di era mileneal ini
mampu menjaga dan mempertahankan ideologi bangsa dan tidak melupakan akan
sejarah panjang bangsa indonesia hingga mampu melepaskan diri dari belenggu
penjajah.
Mari kita isi kemerdekaan ini dengan memgukir karya menjauhi narkoba, radikalisme dan paham-paham yang memyimpang dari ajaran agama kita serta menjadi panutan bagi generasi yang akan datang. (rls/adi)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com