Apindo: Awas, Gelombang PHK Mengancam

Tanggal 01 Nov 2017 - Laporan - 1018 Views
Ilustrasi: Net

Harianmomentum.com--Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan, ada 10 persen pekerja sektor ritel terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal terkait dengan banyaknya toko ritel yang tutup akibat penjualan lesu.


Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Ketenagak­erjaan Harijanto mengatakan, angka 10 persen masih perkiraan saja. Tapi jumlahnya bisa juga lebih seiring makin banyak toko ritel yang setop beroperasi. 


"Satu department store saja yang tutup berdampak pada ratusan karyawan," ujarnya di Jakarta, kemarin. 

Begitu juga dengan minimar­ket yang sedang efisiensi den­gan menggunakan otomatisasi yang secara langsung berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Industri ritel diakuinya dalam kondisi lesu sehingga berakibat pada tutupnya berbagai gerai ritel. Ditambah tutupnya berbagai toko di Glodok dan Mangga Dua.

Namun, kata dia, semuanya tergantung dari ketahanan para pengusaha. Jika tidak mampu bertahan pada kondisi lesu dita­mbah harus membayar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang cukup tinggi, ia khawatir gelom­bang PHK akan semakin besar.

"Ini kita jangan terjebak da­lam retorika politik, buruhnya ikut oposisi, pinginnya upah tinggi, akhirnya banyak PHK," katanya.

Ketua Umum Asosiasi Pengu­saha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey memperkirakan, sedikitnya ada 1.200 karyawan yang telah kehilangan pekerjaan menyusul ditutupnya sejumlah gerai ritel modern sejak pertenga­han 2017 lalu. Pemerintah harus segera mencari solusinya.

Menurut dia, pemerintah har­us segera melakukan koordinasi dengan peritel untuk menempat­kan mantan karyawan mereka di Balai Latihan Kerja (BLK) atau pelatihan vokasi lain yang tersedia. Hal ini untuk menekan jumlah pengangguran. "Harus ada antisipasi dari pemerintah. penutupan toko pasti berdampak pada PHK," ujarnya.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, masih melakukan pendataan adanya PHK di sektor ritel. "Masih kita lakukan (pendataan)," ujarnya.

Menurut dia, kementeriannya belum belum menerima lapo­ran secara resmi dari Aprindo terkait PHK di sektor ritel terkait tutupnya beberapa toko. Dia mengaku akan terus men­gantisipasi dampak penutupan ritel itu.

Untuk menekan banyak ri­tel gulung tikar, Hanif men­yarankan, pengusaha melakukan terobosan untuk bisa bersaing di era digital. Tidak hanya oleh ritel tapi juga seluruh industri yang nasibnya sedang dihantui bisnis dengan aplikasi online.

"Sehingga, untuk menghin­dari itu maka perlu ada skema transformasi bisnis di setiap perusahaan, di semua industri," ujarnya.

Hanif menjelaskan, penutupan gerai sebagai dampak dari turun­nya angka penjualan tidak di­lakukan semua peritel. Namun, beberapa dari mereka tetap ada yang melakukan PHK sebagai bentuk efisiensi. 

"Mungkin ada yang tidak tutup gerainya, tetapi karena harus menyesuaikan diri, ke­mudian melakukan PHK men­dadak secara besar-besaran," katanya. (rmol)

 

 

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Safari Ramadan, Direktur Pemasaran PTPN Holdi ...

MOMENTUM, Bungamayang--Direktur Pemasaran PTPN III Holding Dwi Su ...


'Ngabuburit' Sambil Melihat Satwa di Lembah H ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Taman Wisata dan Taman Satwa Lembah Hija ...


Lenovo Hadirkan Think Station P8, Workstation ...

MOMENTUM, Jakarta -- Lenovo meluncurkan Think Station P8 di Indon ...


BI Lampung Layani Penukaran Uang di Kapal Pel ...

MOMENTUM, Lampung--Bank Indonesia Provinsi Lampung memperluas lay ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com