MOMENTUM, Panaragan--Upaya Pemkab Tulangbawang Barat (Tubaba) dalam menurunkan kasus stunting—gangguan pertumbuhan tubuh anak akibat kekerugan gizi kronis, patut diapresiasi. Saat ini angka stunting di kabupaten tersebut hanya16,4 persen.
Penjabat Bupati Tubaba Zaidirina mengatakan, berdasakan hasil studi Status Gizi Indonesia(SSGI) Badan Kajian Pembangun Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, angka prevalensi stunting di kabupaten setempat masih bereda pada kisaran 22,1 persen atau terendah keempat di Provinsi Lampung.
"Saat ini, berdasarkan hasil studi SSGI pada tahun 2022, angka stunting di Tubaba menurun 5,7 persen atau menjadi hanya 16,4 persen," kata Zaidirina, Minggu (29-1-2023).
Program 3K1W atau kolam, kandang, kebun dan wisata menjadi andalan Pemkab Tubaba dalam upaya menurunkan angka stunting, sekaligus pengendalian inflasi.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, terkait pengendalian inflasi dan penurunan stunting, kami melaksanakan program 3K1W," ungkapnya.
Lewat program tersebut, masyarkat diajakan memanfaat pekerangan rumah menjadi lahan produktif untuk memenuhi kebutuhan gizi, sekaligus membantu perekonomian keluarga.
"Jadi melalui program 3K1W ini, masyarakat kita memanfaatkan pekarangan rumah untuk usaha budidaya ikan, ternak, dan berkebun sayuran. Bukan itu saja, program ini juga, diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi agrowisata desa," jelasnya.
Selain itu, Pemkab Tubaba juga meluncurkan program aplikasi e-penting atau elektronik peduli stunting.
Program tersebut, untuk mempermudah validitas data dan informasi..Pemantauan dan intervensi untuk masyarakat rawan stunting dan rawan miskin, sesuai nama dan alamat. (**)
Editor: Munizar
E-Mail: harianmomentum@gmail.com