MOMENTUM, Menggala--Kepengurusan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kabupaten Tulangbawang berpolemik. Polemik itu terjadi menyusul pelantikan kepengurusaan PMII Cabang Tulangbawang yang diketuai Jeri Buana. Pelantikan tersebut dijadwalkan berlangsung di GSG Tulangbawang, Selasa (12-9-2023).

Padahal, kepengurusan PMII Cabang Tulangbawang yang diketuai Fatah Khudlori sudah lebih dulu dilantik pada 28 Agustus 2023.

Menyikapi kondisi tersebut Ketua Komisariat PMII Institut Agama Islam Tulangnawang Nanda Adi Setiawan menyebut, berdasarkan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga organisasi tersebut, kepengurusan PMII yang sah adalah yang diketuai Fatah Khudlori.

"Sahabat Fatah adalah ketua cabang yang sah karena didukung  tiga komisariat dan dua rayon. Jadi saya sangat menyayangkan ada gerakan pelantikan lagi, tentunya ini membuat gaduh bagi seluruh anggota dan kader PMII Tulangbawang," kata Nanda.

Baca juga: Pengurus PMII Tulangbawang Dilantik

Hal senada disampaikan Ketua Komisariat PMII STIT Darul Ishlah Tulangbawang Kurnia Akbar Prasetya. Menurut dia, pelantikan kepengurusan PMII yang diketuai Jeri Buana mencederai konstitusi organisasi.

Akbar Prasettya juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Ketua PKC PMII Lampung Ahmad Hadi Baladi Ummah. Ketua PKC PMII Lampung itu dinilai sejak awal tidak bersikap netral dan berpihak kepada salah satu calon yang secara AD/ART tidak memenuhi syarat administrasi sebagai Ketua Cabang.

"Saya sangat menyayangkan sikap Ketua PKC PMII Lampung yang tetap mempertahankan dan mengakui Sahabat Jeri Buana sebagai Ketua Cabang PMII Tulangbawang. Padahal sudah jelas mal administrasi," tegasnya.

Terpisah,Ketua Komisariat STIES Darul Huda Mesuji t Abdul Ghofur berharap, PB PMII segera mengambil sikap tegas terhadap t persoalan tersebut. 

"Seharusnya PB PMII lebih fasih dan faham peraturan organisasi. Sehingga, PB PMII tidak melantik sahabat Jeri Buana sebagai Ketua Cabang PMII Tulangbawang. Apabila PB PMII tetap melantik kepengurusan yang melanggar aturan organisasi, tentu kita harus mempertanyakan kredibilitasnya sebagai Pengurus Besar," kata Ghofur. (**)