MOMENTUM, Tanjungbintang -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Bergen Lampung Selatan memiliki banyak aset potensial untuk diversifikasi usaha. Aset berupa pantai, keunikan alam, deposit tambang, hingga peninggalan sejarah.
Pernyataan itu disampaikan Manajer PTPN VII Unit Bergen Gunawan saat menyambut kunjungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII, Rabu (25/10/23).
Pada kunjungan itu, Gunawan bersama jajaran memandu rombongan ke Afdeling 5 Kalianda yang terdapat pantai eksotis, tambang batu basalt, dan kebun karet. Kunjungan dilanjutkan ke kebun karet Afdeling 2 dan mengadakan rapat di Kantor Sentral. Rombongan juga dijamu makan siang di Rumah Dinas Manajer yang merupakan bangunan peninggalan Zaman Belanda.
Komisaris Utama Nurhidayat hadir didampingi Tim Komite Dekom. Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy menyambut didampingi SEVP Operation 1 Budi Susilo, SEVP Operation 2 Wiyoso, Kabag Ops.1 Daniel Solikin, Kabag SPI Ary Askari, dan beberapa pejabat utama lain.
Di Kalianda, Nurhidayat meninjau operasional PT Optima Nusa Tujuh (ONT), anak perusahaan PTPN VII yang mengelola tambang batu basalt di Kalianda. Ia mengapresiasi kinerja PT ONT yang telah menunjukkan progres kinerja maksimal.
"Operasioal PT ONT ini layak untuk menjadi model dalam program optimalisasi aset di PTPN VII. Saya melihat semua regulasi dan prosedur dijalankan dengan tertib dari pusat sampai daerah. Juga bisa menjaga harmoni dengan lingkungan sehingga iklim usaha bisa kondusif," kata Pak Nur, sapaan akrabnya.
Kepada rombongan, Direktur PT ONT Arif Syaifudin Zuhri melaporkan, pihaknya mulai berproduksi pada September 2023. Dari batu basalt yang ditambang di lahan PTPN VII seluas 30 hektare, mesin penggiling menghasilkan batu split dan abu batu. Setiap bulan, kata Arif, pihaknya menghasilkan 50 ribu ton batu koral berbagai ukuran.
"Kami bekerja sama dengan investor PT Halo Tambang Berjaya berkomitmen menaikkan produksi menjadi 1,2 juta ton per tahun. Tahun depan kami mulai membangun jety (dermaga ponton) di Pantai Sudul, di area kerja kita juga. Nantinya, batu oami distribusikan ke buyer (pembeli) lewat laut sehingga ongkos angkutnya lebih kompetitif," kata Arif.
Rombongan Dekom dan Direksi juga langsung meninjau lokasi pantai yang akan dibangun dermaga. Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy mewanti-wanti agar seluruh proses perizinan dilakukan sesuai prosedur. Hal itu ditekankan karena PTPN VII adalah BUMN yang harus menjadi contoh dalam menjalankan birokrasi.
Menanggapi itu, Arif mengakui untuk mengurus semua perizinan tambang dan jety cukup menguras energi. Namun, kata dia, semua prosedur sudah dijalani dan saat ini sudah tinggal pelaksanaan.
"Semua perizinan, dari IUP (izin usaha pertambangan) sudah selesai dari Daerah sampai ke Pusat (Kementerian ESDM). Untuk pembangunan jety juga sudah berproses sampai ke Kementerian Perhubungan di Direktorat Hubla. Insyaalloh awal 2024 kami mulai pembangunannya," kata dia.
Di Pantai Sudul, Manajer PTPN VII Unit Bergen Gunawan juga melaporkan proyek kerjasama operasional pemanfaatan aset berupa pantai dan bukit Teluk Nipah yang juga berada di HGU milik PTPN VII. Ia mengatakan, saat ini sedang berproses salah satu investor pariwisata yang akan memanfaatkan lahan untuk pariwisata terbatas. Yakni, mini resort untuk wisata kuliner.
"Di pantai kita yang sebelah, Pantai Teluk Nipah, kami sedang rancang KSO mini resort dengan investor. Nantinya, investor akan membuka mini resort untuk kuliner di lahan kita. Kami sedang konsultasikan dengan Kandir (kantor direksi) model KSO dan bagi hasilnya," kata Gunawan.
Peninjauan dilanjutkan ke aset PTPN VII Bergen yang berada di wilayah Kecamatan Tanjungbintang. Pada rapat yang dihadiri seluruh jajaran, Gunawan juga melaporkan beberapa aset yang potensial dijadikan sumber pendapatan di luar bisnis utama PTPN VII yang bergerak di bidang agro.
"Di sini (kebun wilayah Bergen) kami juga beberapa aset potensial untuk pariwisata. Di Afdeling 4 ada namanya Batu Tumpang, berupa hutan batu granit ukuran besar dan banyak. Ada diantaranya ukuran raksasa dan bertumpuk-tumpuk sangat tinggi. Dulu pernah dikelola masyarakat, tetapi mandek. Dan sekarang sedang kami hidupkan kembali," kata dia.
Masih di Afdeling 4, Gunawan menginformasikan adanya deposit biji besi cukup besar di lahan PTPN VII. Ia mengatakan, ada investor yang menyatakan minat seriusnya untuk bekerjasama eksploitasi baham mineral itu.
"Ada perusahaan yang telah mengambil sample dan menyatakan siap bekerjasama eksplorasi. Dari sample yang diambil, mereka bilang ada kandungan bijih besi berkualitas di situ. Mereka sedang meneliti secara laboratorium dan sedang menghitung deposit serta estimasi investasinya," kata dia.
Dengan banyaknya potensi itu, Gunawan berharap bisa menjadi pendapatan alternatif di luar bisnis utama. (*)
Editor: Muhammad Furqon
E-Mail: harianmomentum@gmail.com