MOMENTUM, Bandarlampung--Tim Kampanye Daerah (TKD) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomer urut 2 Prabowo-Gibran provinsi Lampung ingin menghadirkan pemilu 2024 yang aman damai tanpa ada perpecahan.
Dewan pengarah TKD Prabowo-Gibran Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, selama sepuluh tahun terakhir, masyarakat lelah dihadapkan dengan pemilu yang keras dan munculnya polarisasi.
Menurutnya, pemilu adalah pesta demokrasi yang sejatinya menghadirkan kegembiraan di tengah-tengah masyarakat, dan itu merupakan bagian penting yang disuarakan oleh pasangan calon Prabowo-Gibran pada pemilu 2024.
"Banyak yang tidak sadar 10 tahun pilpres itu tidak pernah survey perasaan masyarakat. Setelah dilakukan survey, diketahui bahwa masyarakat ini lelah dengan berantem terus. Ingin sekali Pilpres itu damai baik-baik saja," ujar Kyai Mirza--sapaan akrabnya--dalam agenda media gathring, Minggu (31-12-2023) malam.
Dia menjelaskan, pasangan calon Prabowo-Gibran memiliki kemampuan yang cukup untuk membalas setiap serangan yang diberikan oleh tim pasangan calon lain, namun sosok Prabowo memilih untuk tidak melakukan hal itu.
"Pak Prabowo kalau mau berantem itu mudah sekali, kekiri-kekanan bisa saja bales," tegasnya.
Namun, sosok Prabowo kata Mirza, tidak ingin membalas dari setiap serangan yang dilakukan oleh lawan politiknya. Prabowo menurutnya mengetahui, apabila membalas setiap serangan maka rasa kedamaian akan hilang.
"Maka bapak Prabowo selalu bilang kalau kita dijelekin diam saja, gak boleh menyebarkan hoax. Ini paten yang dilakukanya sebelum deklarasi Prabowo-Gibran, dan ini nilai yang dipegang," bebernya.
Dia mengatakan, tiap agenda kampanye yang dilakukan oleh tim Prabowo-Gibran adalah menghadirkan kebahagiaan ditengah masyarakat.
"Hampir semua kegiatan kita itu senang-senang saja, ini cara berterimakasih kami kepada pemilih Prabowo," tutupnya.
Sementara juru bicara TKD Prabowo-Girban Lampung Aliza Gunando mengatakan hal senada. Dia berharap pemilu 2024 sebagai pesta bagi masyarakat Indonesia.
"Kita jadikan pemilu itu sebagai pesta, jangan biarkan pesta kita ini ribut. Pada satu tahun kebelakang, biarlah oknum-oknum ada yang mencibir atau menghina kita diamkan. Kita pasif untuk memicu hal-hal yang memecah belah persatuan," kata Aliza.(**)
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com