MOMENTUM, Metro--Aksi bullying atau perundungan, terlebih terhadap anak bisa berdampak negatif terhadap pekembangan mental.
Anak yang menjadi korban perundungan bisa mengalami gangguan mental, seperti kecemasan, depresi dan cenderung berkepribadian antisosial. Akibatnya, anak bisa putus sekolah.
Terkait hal tersebut, Walikota Metro Wahdi Sirajuddin meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat mengantisipasi aksi perundungan di sekolah.
Wahdi meminta, Disdikbud menginstruksikan pihak sekolah memembentuk satuan tugas (Satgas) monitoring antisipasi perundungan.
Selain itu, sosialisasi bahaya bullying atua perundungan kepada para pelajar harus terus dilakukan.
"Harus ada upaya penguatan pada kualitas personal tenaga pendidik. Kita tidak mungkin menanamkan suri tauladan yang baik, kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu,” kata Wahdi saat kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru SD dan Kepala Sekolah tentang Kesehatan. Acara berlangsung di Hotel Grand Sekuntum Kota Metro, Rabu (31-1-2024).
Wahdi mengingatkan pihak sekolah tak abai dalam menunaikan hak siswa memperoleh kesempatan yang sama dalam kegiatan belajar mengajar.
Kepala Disdikbud Metro Suwandi meminta tenaga pendidik dapat mengindentifikasi metode pembelajaran yang ideal. Hal tersebut diperlukan
sebagai solusi menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien. Sekaligus mengantisipasi potensi terjadinya aksi kekerasan terhadap guru maupun siswa di lingkungan sekolah.
“Kami berupaya memberikan perlindungan terhadap guru. Profesi guru belakangan ini juga riskan, dalam menjalankan tugasnya. Di sisi lain, ada Undang-undang Perlindungan Anak. Kita berupaya tidak ada perundungan terhadap anak, maka guru juga harus dilindungi dalam menjalankan tugas tugasnya,” paparnya.
Peningkatan kompetensi guru diharapakan menjadi bekal penyelenggaraan sekolah ramah dan layak anak. (**)
Editor: Munizar
E-Mail: harianmomentum@gmail.com