MOMENTUM, Liwa -- Optimalkan pelayanan kesehatan hingga tingkat bawah, Kementerian Kesehatan akan merevitalisasi dan mengintegrasikan layanan primer melalui posyandu. Dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung Barat, Widyatmoko Kurniawan mengatakan integrasi tersebut diselenggarakan dengan mendekatkan pelayanan kesehatan melalui jejaring hingga ke tingkat desa/kelurahan, dengan sasaran seluruh siklus hidup sebagai platformnya, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat (PWS) melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa/kelurahan.
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting kader posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan dasar kepada masyarakat di desa/kelurahan.
Transformasi pelayanan kesehatan di posyandu saat ini fokus pada lima langkah: Pendaftaran; Penimbangan dan Pengukuran; Pencatatan dan Pemeriksaan; Pelayanan Kesehatan dan Penyuluhan; serta validasi dan sinkronisasi data hasil pelayanan.
Transformasi tersebut berupa adanya kunjungan rumah, kelas ibu hamil, dan kelas ibu balita pada posyandu, katanya.
Dikatakan Wawan, sapaan akrab Widyatmoko Kurniawan, untuk mendukung transformasi pelayanan kesehatan di posyandu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat memfasilitasi bahan buku bacaan kader dan pembinaan teknis kompetensi dasar kader.
Selain itu kompetensi dasar kader untuk kader posyandu berjumlah 25 kompetensi yang terbagi sesuai dengan siklus hidup, yaitu, ibu hamil, nifas, dan menyusui; bayi dan balita; usia sekolah dan remaja; usia produktif dan lanjut usia, serta kompetensi pengelolaan posyandu.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/B/732/2023 tentang pelaksanaan Pembinaan Kader dan Posyandu di Bidang Kesehatan Tahun 2023, kata dia, untuk mendukung implementasi transformasi layanan primer sampai ke tingkat masyarakat, posyandu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan layanan dasar bagi sasaran seluruh siklus hidup.
Posyandu aktif menyediakan sedikitnya lima kader, menyelenggarakan hari buka setiap bulan dan layanan sedikitnya ibu hamil/ balita/remaja/usia produktif/isua lanjut.
Sebagai ukuran keberhasilan posyandu dalam RPJMN tahun 2020 – 2024 ditargetkan mencapai 80 persen pada 2023. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan teknis bidang kesehatan secara sistematis dan berkelanjutan bagi posyandu sekaligus kader posyandu.
Untuk meningkatkan kapasitas kader dalam memberikan layanan kesehatan dasar, Dinas Kesehatan Lampung Barat telah melaksanakan workshop kader posyandu.
“Secara angka, 25 kompetensi dinilai banyak sebagai total kompetensi kader. Tetapi, sebenarnya tidak, karena kompetensi tersebut dapat dipenuhi secara bertahap oleh kader posyandu untuk mendukung integrasi layanan primer demi meningkatkan kesehatan masyarakat," katanya.
Dikatakan Wawan, siklus hidup berdasarkan kelompok usia pada pelayanan posyandu yakni masa bayi balita adalah masa setelah dilahirkan sampai sebelum berumur 59 bulan, terdiri dari bayi baru lahir usia 0-28 hari, bayi usia 0-11 bulan dan anak balita usia 12 - 59 bulan.
Kesehatan bayi dan balita sangat penting diperhatikan karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mentalnya sangat cepat. Upaya Kesehatan bayi dan balita meliputi tata laksana dan rujukan, gizi, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, imunisasi, rehabilitasi dan perawatan jangka panjang pada penyakit kronis/langka, pola asuh dan stimulasi perkembangan, serta penyediaan lingkungan yang sehat dan aman.
Selain upaya kesehatan tersebut, lanjutnya, pada bayi kesehatan yang perlu diperhatikan adalah pencegahan infeksi, pelayanan neonatal esensial, pemberian makan bayi dan anak, skrining bayi baru lahir, perawatan BBLR, dan gizi bagi ibu menyusui hingga skiring pada balita. Kesehatan bayi dan balita sangat dipengaruhi oleh asupan makanan dan nutrisi yang cukup serta perawatan yang baik. Bayi dan balita yang sehat ditandai dengan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala yang sesuai dengan usianya.
Pada masa bayi, kesehatan sangat ditentukan oleh nutrisi yang diberikan oleh ibu melalui ASI. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, kemudian dilanjutkan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
"Perawatan bayi juga perlu diperhatikan, seperti perawatan kulit, sanitasi dan kebersihan, serta vaksinasi untuk melindungi bayi dari penyakit. Sedangkan pada masa balita, selain nutrisi yang baik, juga perlu diperhatikan kegiatan fisik dan stimulasi yang dapat membantu perkembangan otak dan keterampilan sosial," lanjutnya.
Tidak kalah penting yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan fisik. Pasalnya kegiatan fisik yang tepat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan otot serta tulang pada anak. Selain itu, orangtua juga perlu memberikan stimulasi pada anak, seperti membaca cerita dan bermain, untuk membantu meningkatkan keterampilan bahasa, sosial, dan kognitif.
"Kesehatan bayi dan balita dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, serta aktivitas dan respons yang sesuai dengan usianya. Jika ada keluhan atau tanda-tanda tidak sehat pada bayi atau balita, segera konsultasikan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat" pungkasnya. (**)
Editor: Muhammad Furqon
E-Mail: harianmomentum@gmail.com