Harianmomentum.com--Laju
pertumbuhan ekonomi di Kota Metro selalu lebih tinggi dibandingkan dengan angka
inflasi. Tahun 2015, pertumbuhan ekonomi di Kota Metro 5,87 dengan inflasi
2,67.
Pada tahun 2016 angka pertumbuhan ekonomi di Kota Metro
mencapai 5,90 dengan inflasi 2,92. Sedangkan tahun 2017 pertumbuhan ekonomi
5,40 dengan inflasi diasumsikan 2,01 dan dengan perhitungan Month of
Month (MoM).
Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Kota (Sekdakot) Prayetno menjelaskan, pertumbuhan ekonom diperlihatkan
dari kenaikan produk domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar kenaikan harga
konstan.
"Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selalu lebih tinggi dari
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Sejak tahun 2015 ADHB lebih tinggi dari ADHK.
Tahun 2015 ADHB sebesar 4.437.932, tahun 2016 sebesar 4.997.530. Sedangkan
ADHK tahun 2015 sebesar 3.453.953, dan tahun 2016 sebesar 3.657.866. Untuk ADHB
dan ADHK tahun 2017 dihitung tahun 2018," jelasnya pada harianmomentum.com, Senin (11/12).
Menurut dia, ada beberapa sektor yang memiliki peran dalam
pembentukan PDRB: sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik,
gas dan air, sektor bangunan.
Kemudian: sektor perdagangan, sektor hotel dan reatoran, sektor
angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sektor jasa perusahaan dan sektor
jasa-jasa. "Kesembilan sektor itulah yang mempengaruhi pembentukan
PDRB kita," katanya.
Dia menambahkan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Metro
akan terus menekan laju inflasi. Selain itu, diharapkan OPD terkait dan anggota
TPID untuk lebih memperhatikan sektor-sektor yang menjadi penentu laju
pertumbuhan ekonomi.
"OPD anggota TPID juga harus terus berkoordinasi dan tetap
solid agar inflasi dapat terkendali dan memperhatikan sektor penentu
pembentukan TPID," pungkasnya.(pie)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com