MOMENTUM, Bandarlampung--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menggelar Seminar Pembangunan Kotabaru di Hotel Golden Tulip, Kamis (15-8-2024).
Penjabat (Pj) Gubernur Samsudin pun mendorong percepatan pembangunan Kawasan Kotabaru sebagai motor penggerak ekonomi dan pusat pemerintahan masa depan.
Menurut dia, pembangunan Kota Baru Lampung merupakan langkah strategis yang sudah lama direncanakan, namun masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diselesaikan.
“Sejak tahun 2010, Pemerintah Provinsi Lampung telah memulai pembangunan kawasan Kota Baru di Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Namun, hingga saat ini, proyek tersebut masih belum mencapai tahap penyelesaian,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, lebih dari 100 miliar rupiah telah diinvestasikan melalui APBD, namun hasilnya belum maksimal. “Sebagai pejabat pemerintah, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anggaran yang sudah dikeluarkan tidak terbuang sia-sia. Ini bukan hanya soal kemauan pribadi, tapi tentang kemampuan kita semua untuk memenuhi keinginan masyarakat Lampung akan perubahan yang lebih baik,” lanjut Pj. Gubernur Samsudin.
Samsudin juga menekankan bahwa inisiatif untuk melanjutkan pembangunan Kota Baru harus didasari oleh perubahan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. “Dengan kemajuan teknologi dan pergeseran ekonomi global, kita harus mampu mengadaptasi konsep pembangunan Kota Baru agar sesuai dengan prinsip-prinsip modern seperti smart city, ekonomi hijau, dan ekonomi biru,” jelasnya.
Dia menyampaikan pentingnya menjadikan Kota Baru sebagai kawasan yang nyaman dan bebas polusi, yang dapat menjadi pusat ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan.
“Kita harus berpikir jangka panjang, bukan hanya lima atau sepuluh tahun ke depan, tetapi hingga 20 tahun mendatang. Dengan perencanaan yang baik dan bertahap, Kota Baru dapat memberikan dampak positif yang luar biasa bagi Provinsi Lampung,” tambahnya.
Dia yakin bahwa inisiatif ini bukan sekedar perpindahan ibukota provinsi, tetapi lebih pada menciptakan mesin penggerak ekonomi yang baru. “Kota Baru harus menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi yang dapat menarik investor swasta, serta mendukung tumbuhnya sektor-sektor lain di sekitar kawasan tersebut,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kontribusi semua pihak yang terlibat dalam proses ini, termasuk masyarakat Lampung yang terus mendukung upaya pemerintah dalam memajukan daerah. “Pembangunan Kota Baru ini bukan hanya karya pemerintah, tetapi karya seluruh masyarakat Lampung yang memiliki semangat untuk membawa provinsi ini menuju masa depan yang lebih cerah,” ujar Pj. Gubernur Samsudin.
Lebih lanjut, Samsudin menekankan pentingnya membangun budaya kerja dan mindset baru melalui pengembangan kawasan Kota Baru. Beliau berharap bahwa Kota Baru akan menjadi simbol kemajuan dan kebanggaan bagi masyarakat Lampung. “Kita harus optimis bahwa pembangunan kawasan ini akan berhasil, mengingat potensi pengembangannya yang besar dari segi lokasi yang strategis dan aksesibilitas ke berbagai pusat kegiatan di provinsi ini,” tegasnya.
Samsudin menghimbau seluruh peserta seminar untuk aktif memberikan masukan dan saran dalam rangka mempercepat pengembangan kawasan Kota Baru.
“Saya berharap kita semua dapat bekerja sama untuk menjadikan Kota Baru sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan yang baru di Provinsi Lampung. Mari kita wujudkan impian ini bersama,” ujarnya.
Dalam laporannya, Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, menjelaskan bahwa seminar ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang percepatan pembangunan Kota Baru melalui investasi swasta, kerjasama CSR, dan mekanisme pendanaan lainnya. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Kota Baru Lampung dapat menjadi kawasan yang memiliki daya saing tinggi dan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di provinsi ini. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya
E-Mail: harianmomentum@gmail.com