MOMOENTUM, Bandarlampung--Lambatnya pembangunan jalan penghubung Bandarjaya yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman menuju sejumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah dikeluhkan pedagang dan masyarakat
Seorang pedagang makanan, Nur mengaku omset penjualan turun drastis sejak pembangunan jalan tersebut, bahkan nyaris gulung tikar.
"Gimana mau jualan kalo jalan tidak bisa lalui, kurang jelas juga kapan selesainya ini diperbaiki," ungkap Nur.
Hal ini, lanjutnya, disebabkan siring air area lapak tempatnya jualannya, belum dibuatkan oleh pihak pemborong pembangunan jalan. Sehingga pembeli enggan belanja karena takut masuk selokan.
Selain itu, kata Nur, debu yang disebabkan jalan yang sedang dikeruk, sangat menggangu aktivitas jual beli. Dikhawatirkan menjadi sumber penyakit bagi pedagang maupun warga sekitar.
"Belum lagi debunya, saya yang jualan makanan kan jadi korban," bebernya.
Menanggapi keluhan masyarakat, Anggota DPRD Provinsi Lampung Fraksi PDI Perjuangan, Edward Rasid meminta Dinas PUPR dan pihak terkait agar secepatnya menyelesaikan pekerjaan pembangunan gorong-gorong serta jalan. Agar pedagang maupun warga tidak merasa dirugikan akibat lambatnya pembangunan.
Menurut dia, jalan penghubung Bandarjaya sangat penting untuk mobilitas perekonomian maupun sosial. Padatnya aktivitas di lokasi tersebut bisa dikatakan sebagai jantung Lampung Tengah.
"Permasalahan seperti ini seharusnya pemerintah cepat tanggap. Karena ini menyangkut perekonomian dan kesehatan masyarakat," kata Edward.
Edward mengaku sudah menghubungi pihak Dinas PUPR Provinsi. Namun, sampai saat ini tidak ada respon terkait pekerjaan yang memakan anggaran sebesar Rp9,886 miliar tersebut.
"Dengan nilai proyek yang fantastis seharusnya dikerjakan secara cepat dan profesional. Jangan sampai karena keteledoran kontraktor masyarakat yang dikorbankan," katanya. (*)
Editor: Muhammad Furqon
E-Mail: harianmomentum@gmail.com