Harianmomentum--Kepala Polri,
Jenderal Pol Tito Karnavian,
mengaku sudah sering menginterogasi teroris yang ia tangkap selama bertugas di
kepolisian.
Para teroris itu sebagian ditangkap
di Indonesia, tetapi ada juga yang diciduk di Malaysia, atau berasal dari
penjara Guantanamo, AS.
Dari sekian banyak teroris yang ia
"korek", Tito menilai semua memiliki pemikiran sama, yaitu menjadikan
agama sebagai landasan bertindak.
"Atas nama Tuhan membunuh yang lain,"
katanya dalam diskusi bertajuk "Indonesia di Persimpangan Antara Negara
Pancasila Vs Negara Agama" di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, dikutip RMOL.CO
Sabtu (8/4).
Menurut dia, fenomena itu dikarenakan politik
internasional demokrasi liberal yang dikembangkan negara-negara Barat ke
seluruh dunia, termasuk negara Islam.
"Sepanjang Barat menggunakan untuk
kepentingan politik mereka, maka ini akan terus terjadi. Nilai keagamaan,
konflik-konflik, akan terus menguat. Apa yang terjadi selama ini, meledak di
Perancis, meledak di mana-mana, karena ada masalah di Timur Tengah, problem di
dunia Islam," urainya.
Tito mengajak semua pihak untuk terus berusaha
menghentikan sumber masalah tersebut agar dunia menjadi damai.
"Tapi kalau konflik terus terjadi di dunia
Islam, maka tempat lain akan menjadi split over," imbuhnya.
Tito pun menegaskan bahwa terorisme yang terjadi di Indonesia juga
tidak lepas dari konflik dunia Islam yang terjadi di Timur Tengah.
"Soal ISIS ini akan sangat sulit, sementara
kasus Al Qaeda lebih gampang. Dua negara besar seperti Amerika dan Rusia memiliki persamaan
persepsi soal Al Qaeda. Tapi soal ISIS mereka berbeda," jelasnya. (Red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com