MOMENTUM, Bandarlampung--Langkah Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandarlampung kembali jadi sorotan publik. Sepanjang 2025, instansi itu mengevakuasi 20 tunawisma dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari berbagai sudut kota. Sebagian besar dari mereka, berasal dari luar Provinsi Lampung.
Teranyar, pada Rabu (29-10-2025), tim Dinsos kembali turun tangan mengevakuasi seorang pria berusia sekitar 50 tahun di kawasan Kedamaian. Pria tersebut sempat bertindak anarkis sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk mendapatkan perawatan.
“Satu orang tadi dari Kedamaian, usianya sekitar 50 tahunan. Karena yang bersangkutan sempat bertindak anarkis, kami evakuasi terlebih dahulu ke RSJ sebelum diserahkan ke yayasan,” kata Kepala Dinsos Kota Bandarlampung, Aklim Sahadi.
Jajaran tim evakuasi yang bekerjasama dengan Dinsos Bandarlampung. Ist
Aklim menjelaskan, sepanjang Januari hingga akhir Oktober 2025, total 20 tunawisma dan ODGJ telah diamankan dan kini ditangani di sejumlah rumah singgah serta yayasan sosial, seperti Yayasan Sinar Jati, Aulia Rahma, Srikandi, hingga Yayasan Paripurna milik Pemprov Lampung.
“Kami selalu lakukan asesmen untuk mengetahui apakah mereka masih punya keluarga. Kalau tidak ada, mereka akan kami tempatkan di yayasan untuk pembinaan dan perawatan,” tambahnya.
Aklim mengungkap banyak dari mereka ternyata datang dari luar daerah, bahkan dari Palembang hingga Lombok.
“Sekarang mulai banyak yang dari luar daerah. Kami juga belum tahu pasti alasan mereka bisa terlantar sampai ke Bandarlampung,” kata Aklim.
Dinsos pun bekerja sama dengan Satpol PP, Dinas Kesehatan, dan pihak kepolisian untuk menangani laporan keberadaan orang terlantar. Jika diketahui berasal dari luar kota, Dinsos akan membantu memfasilitasi pemulangan ke daerah asal.
“Kalau ada laporan dari kepolisian, kami bantu koordinasi dan siapkan transportasi agar bisa dipulangkan,” katanya.
Langkah tersebut menuai apresiasi warganet dan masyarakat yang menilai pemerintah kota kini semakin tanggap terhadap persoalan sosial di jalanan. Banyak yang berharap, ke depan, penanganan tunawisma dan ODGJ tidak hanya soal evakuasi, tapi juga rehabilitasi dan pemberdayaan agar mereka bisa kembali hidup mandiri. (**)
Editor: Muhammad Furqon
E-Mail: harianmomentum@gmail.com