Sebut Kepala SMPN 10 Metro Arogan, Guru Lili Apriyani Dimutasikan

Tanggal 21 Feb 2018 - Laporan - 2638 Views
Lilik Apriyani menunjukkan SK mutasinya ke SMPN 8 Metro. Foto. Adipati.

Harianmomentum.com - Guru SMP Negeri 10 Kota Metro, Lili Apriyani mempertanyakan alasan dia dimutasikan ke sekolah lain, SMP Negeri 8.


Bahkan, Lili Apriyani bersama teman-temannya akan mengadukan persoalan yang menimpanya itu ke DPRD Kota Metro dan Wali Kota Metro Achmad Pairin. 


"Kalau memang saya bersalah dibina dahulu. Kemudian kalau masih mengulangi diberikan teguran. Dan surat teguran itu kan ada jenjangnya juga. Lha, ini ujuk-ujuk keluar surat mutasi itu, Disdikbud juga tidak mengkroscek atau apa," ujarnya.


Lili mengaku masih belum percaya jika dirinya dipindahkan begitu saja tanpa alasan jelas ke tempat lain, menerima surat mutasi itu dari Kepala SMP Negeri 10 Metro Supardi. 


Namun, ada dugaan, Lili Apriyani dimutasikan karena tidak suka dituding arogan dan sering bertindak sewenang-wenang terhadap guru maupun stafnya.


Ketidak-sukaan Supardi itu ditunjukkan saat memberikan Surat Keputusan (SK) Mutasi Lili Apriyani. Supardi menyerahkan SK itu dengan membantingnya di atas meja sambil berbicara ketus di hadapan semua guru. 


"Sebagai pimpinan seharusnya tidak semena-mena seperti ini. Pada saat dia memberikan SK ke saya kemarin dibanting di meja, kebetulan semua guru ada dan melihat. Bahasa dia, ini SK kamu, kamu pindah tidak lagi ngajar di sekolah, kamu sudah pindah. Itu bahasa dia sebagai bahasa pimpinan tidak layak. Dan alasan saya dimutasi ini juga tidak jelas apa," ujarnya, Rabu (21/2). 


Karena itu, Lili mempertanyakan surat mutasi yang ditandatangani Wali Kota Metro Achmad Pairin. Sebab, mutasi tersebut tanpa alasan yang jelas. Jika melanggar disiplin atau lainnya, seharusnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengkroscek terlebih dahulu sebelum menyetujui surat mutasi tersebut. 


Selain itu, lanjut dia, Kepala SMPN 10 juga kerap mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas ketika marah. Bahkan, terhadap salah satu guru, kepala sekolah itu selalu mengancam akan memutasikan.


"Setiap ada hal -hal yang tidak mengenak kan di sekolah, dia selalu mengancam guru akan dimutasikan. Dia bilang, kalau saya bicara sudah pasti di acc. Apalagi kalau bicara dengan guru kadang menyebut kamu monyet, kamu binatang, kata yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang pemimpin," papar dia menirukan ucapan sang kepala sekolah. 


Bahkan, menurut dia, Kepala SMPN 10 kerap mencatut nama Wali Kota Metro Achmad Pairin. "Karena dia merasa sebagai orang yang berpihak kepada nomor 1, dekat dengan wali kota, alasan itu yang selalu dia pakai untuk mengancam kami," terangnya. 


Dia berharap, pengalamnnya tidak menimpa rekannya. Sebagai guru, dia menginginkan bisa bekerja dengan tenang. Apalagi pada pertengahan semester saat ini, membutuhkan kerja sungguh-sungguh. 


"Saya bersama teman-teman akan ke Pemkot Metro untuk mempertanyakan ini ke wali kota. Kalau memang benar pemimpinnya menyetujui tanpa pertimbangan, alangkah buruknya Kota Metro. Ini menurut saya," katanya.


Sementara itu ketika akan mengkonfirmasi persoalan tersebut, Kepala SMP N 10 Supardi tidak bersedia menjumpai wartawan. Meski pada sekitar pukul 08.30, Supardi berada di ruang tata usaha sekolah setempat. (pie)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Adinda Disa Aurellia Terpilih sebagai Putri A ...

MOMENTUM, Bandarlampung -- Adinda Disa Aurellia, biasa dipanggil ...


Mesuji Gelar O2SN dan FLS2N SD dan SMP Tingka ...

MOMENTUM, Mesuji -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) K ...


PSGA Dampingi Duta Konselor Tangani Kasus Kek ...

MOMENTUM, Bandar Lampung--Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lemb ...


UIN Raden Intan Lampung Kembangkan SDM Unggul ...

MOMENTUM, Bandar Lampung--Dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com