Harianmomentum-- Kinerja
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, semakin menjadi sorotan belakangan ini
setelah muncul berita rencana reshuffle kabinet.
Sempat diberitakan beberapa media massa bahwa Presiden
Joko Widodo bakal merombak lagi kabinetnya, terutama di jajaran bidang ekonomi,
yang dianggap gagal mengejawantahkan amanatnya memperbaiki kondisi ekonomi
nasional.
Selain Darmin Nasution disebut bakal dipecat
dari kursi Menteri Koordinator Perekonomian, Sri Mulyani juga begitu.
Ada informasi menyebutkan bahwa bekas Direktur
Bank Dunia itu bakal dilempar Jokowi ke jabatan Duta Besar RI di Amerika
Serikat.
Ketika diminta mengomentari isu ini, pengamat
luar negeri, Teguh Santosa, mengatakan, Indonesia memang sedang membutuhkan
sosok Dubes yang memiliki jaringan kuat di AS. Sri Mulyani Indrawati alias SMI
memenuhi syarat tersebut.
"Indonesia perlu Dubes di AS sekaliber Sri
Mulyani. Zaman sedang edan di bawah Trump (Presiden AS). Orang yang punya
jaringan kuat di AS bisa mengamankan kepentingan Indonesia," kata Teguh,
Sabtu (15/4).
Di mata Teguh, kekuatan China yang tadinya
diharapkan menjadi penyeimbang AS, kini sudah tidak bisa diandalkan. Tampaknya China
gentar setelah melihat agresi militer AS di Suriah dan Afghanistan.
"China sudah kalah. Sudah 'ngeper' lihat
rudal Tomahawk AS menghantam Suriah dan induk dari semua bom milik AS
menghantam Afghanistan," ucapnya.
"Yang dibutuhkan (Indonesia) adalah orang
yang mengerti AS. SMI paling pas," tambah Teguh.
Lagipula, masih kata Teguh, SMI hanya akan
menambah buruk situasi jika tetap dipertahankan di dalam negeri. Apalagi,
setelah SMI terbukti tidak bisa sejalan dengan Jokowi dalam hal pemulihan
ekonomi nasional.
"Kalau dia tetap di dalam negeri, kasihan
dia, kasihan Jokowi. Pikiran dan program kedua orang ini sering enggak
nyambung. Yang akhirnya kasihan rakyat," tegas Teguh.
Soal "tidak nyambung" Jokowi dengan
SMI, lanjut Teguh, terihat dari kebijakan sang Menkeu yang memotong anggaran
demi efisiensi. Padahal di sisi lain, program infrastruktur Jokowi yang
ambisius sangat membutuhkan dana besar. Program tax amnesty ala SMI pun tak
bisa berkutik untuk memperbaiki defisit anggaran. (Red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com