Harianmomentum-- Sangat memprihatinkan.
Itulah gambaran kehidupan Aminah (61 tahun). Selama puluhan tahun janda tua itu
tinggal di gubuk reot yang berdiri di bantaran sungai wilayah RT 05/LK 03,
Kelurahan Kotaalam, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara (Lampura).
Kondisi gubuk yang didiami Aminah memang sangat tidak layak huni.
Didingingnya terbuat dari geribik, kayu-kayu penyangga atap sudah terlihat lapuk.
Bahkan, kamar tidurnya pun menyatu dengan sumur. Digubuk itu Aminah
tinggal bersama Mulyadi (33) anak kandungnya yang mengidap penyakit epilepsi
atau ayan.
Aminah mengaku ingin sekali memperbaiki kondisi tempat tinggalnya. Tapi
penghasilannya sebagai tukang urut, sangat tidak mencukupi untuk mewujudkan
mimpi tersebut.
“Saya tinggal di sini sejak tahun 80-an. Kalau hujan, bocor semua, tapi mau
gimana lagi, jangankan memperbaiki gubuk ini, untuk makan saja sulit. Saya
hanya jadi tukang urut panggilan, itu juga kalau ada yang minta diurut. Kadang
berhari-hari ngak ada yang panggil,“ kata Aminah dengan nada sedih pada harianmomentum.com,
Selasa (9/5).
Beruntung, dia masih mendapatkan bantuan program beras sejahtera (rastra)
yang disalurkan pihak kelurahan setempat dengan harga tebusan Rp55 ribu
per-empat bulan.
“Anak saya hanya menjadi tukang angkut sampah di lingkungan sini. Upahnya
Rp10 ribu per bulan dari setiap rumah yang sampahnya diangkut. Tapi, anak saya
sering jatuh saat mengangkut sampah, kalau penyakitnya kambuh,“ tuturnya.
Dia mengatakan pernah mendengar dan melihat beberapa rumah tetangganya
diperbaiki melalui program bantuan bedah rumah.
“Pingin juga rumah saya ini dibantu perbaikan dari pemerintah, tapi
saya tidak pernah dapat. Belum pernah juga didata sama orang kelurahan atau
barangkali saat orang kelurahan datang, saya sedang tidak di rumah,“ ungkapnya.
(ysn)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com