Harianmomentum--Kekalahan kelompok teroris ISIS di Mosul, Irak dan Syria
oleh pasukan koalisi bukan berarti aksi teror yang dilancarkan kelompok
pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu lenyap. Serangan teror diperkirakan justru
berpencar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus
Hasanuddin memprediksi para kombatan ISIS itu kembali ke negara asal mereka.
Hal ini harus segera diantisipasi mengingat kombantan ISIS yang berasal dari
Indonesia ditaksir berjumlah hingga 600 orang.
"Diprediksi pengikut ISIS asal Indonesia
yang jumlahnya hampir 600 orang akan kembali ke Indonesia dengan cara
menyusup," ujar politisi PDIP itu dalam keterangan tertulisnya kepada RMOL.co
di Jakarta, Senin (27/3).
Kekhawatiran itu, kata Hasanuddin, juga
dirasakan pejabat intelijen Australia yang mengatakan bahwa sisa ISIS yang
berasal dari Asia Tenggara diprediksi akan kembali ke daerahnya dan membentuk
basis perjuangan baru.
"Sesuai dengan situasi demografi dan
geografi serta berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan teroris yang lalu, para
kombatan ISIS akan membentuk wilayah teritori mereka, antara lain Indonesia,
Filipina selatan, dan Thailand selatan," sambungnya.
Kang TB, begitu ia biasa disapa, menyebut
bahwa Indonesia merupakan yang paling cocok untuk latihan militer dan
penyimpanan logistik.
Sementara lokasi di Indonesia yang jauh dari
jangkauan pengawasan aparat keamanan adalah di bagian timur, seperti Sulawesi
dan Maluku, khusus daerah Halmahera.
"Sementara, untuk operasi klandestein,
bisa jadi di wilayah Jawa Barat, terutama daerah urban," sambungnya.
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius pernah
mengungkap bahwa setidaknya ada 500 WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah.
Sebagai catatan, sekitar 69 WNI telah meninggal dunia dalam pertempuran di
Suriah maupun Irak.
Informasi lain datang dari lembaga analis
keamanan dan intelijen, Soufan Group (2015)memperkirakan bawha 700 WNI telah
bergabung dengan ISIS. Mereka konon telah menyatu dengan para kombatan dari
Malaysia (100) dan Filipina (100), guna membentuk Katibah Nusantara (Satuan
Tempur Nusantara).(Red)
Editor: Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com