Harianmomentum-- Pertarungan
dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 tidak hanya antar kandidat pasangan calon. Tapi
juga melibatkan pertarungan antar lembaga survei dan konsultan politik.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merupakan salah satu
?lembaga survei? yang turut ada dalam pertarungan itu. LSI bahkan menjadi aktor
vital dalam kemenangan Anies-Sandi di putaran kedua.
Hal itu ditandai dengan ucapan terima kasih yang
disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang disampaikan
melalui piagam kertas lengkap dengan tanda tangannya.
Menanggapi hal itu, pendiri LSI mengaku bahwa
pihaknya hanya bagian dari peran pembantu dalam kemenangan Anies-Sandi. Kata
dia, peran utama kemenangan tetap ada pada Anies-Sandi, Prabowo, Team Gerindra,
dan Team PKS sendiri.
"Namun di putaran kedua memang saya ikut
mengembalikan isu kebangsaan dalam kampanye Anies dan Prabowo. Saya membaca
data survei bahwa Anies Sandi kalah telak di kalangan pemilih kelas menengah
atas," ujar Denny dalam keterangannya, Kamis (20/4), dikutip RMOL.CO.
Dijelaskan Denny bahwa segmen pemilih ini tidak
suka ada politisasi agama. Mereka menginginkan keberagaman dilindungi,
stabilitas politik dan rasa aman. Umumnya, segmentasi ini berpendidikan
mahasiswa ke atas, berpenghasilan 3,5 juta ke atas perbulan.
"Pemilih inilah yang harus juga dilayani.
Tenun kebangsaan harus ditampilkan. Terlebih, slogan Anies itu kurang dieksplor
bahkan tenggelam di putaran pertama oleh isu agama," ujarnya.
Denny menjelaskan bahwa selama putaran pertama,
isu kebhinnekaan sudah kuat melekat ke Ahok. Sehingga, Anies perlu membuat
kontras dengan menambahkan kekurangan Ahok, yaitu isu keadilan sosial akibat
ketimpangan ekonomi di Jakarta yang termasuk buruk di Indonesia.
"Ditambah pula kondisi Jakarta yang
terbelah karena daya terima banyak pemilih muslim kepada Ahok sangat minor
akibat kasus Al Maidah. Kontrasnya, isu persatuan yang dibawa Anies harus juga
dikapitalisasi. Anies lebih diterima segmen ini," pungkasnya. (Red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com