Harianmomentum.com--Minimnya peserta calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang lulus tes kompetensi dasar (SKD) membuat kuota formasi CPNS di berbagai daerah terancam tidak dapat diisi. Passing grade dinilai terlalu tinggi jadi penyebab banyak peserta yang gugur dalam tahapan pertama tes seleksi CPNS.

Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Hamartoni Ahadis menilai, semestinya implementasi passing grade dilakukan bertahap. Tidak begitu saja diterapkan sehingga banyak peserta tes CPNS berguguran, khususnya untuk formasi Pemprov Lampung.

"Meskipun passing grade itu tujuannya untuk menjamin kualitas seorang pegawai negeri," ujar Hamartoni usai paripurna penandatanganan nota kesepakatan KUA-PPAS RAPBD 2019 di ruang rapat paripurna DPRD Lampung, Kamis (15/11).

Hamartoni menuturkan, secara pribadi setuju jika nilai passing grade tes CPNS 2018 diturunkan. Idealnya passing grade tidak disama-ratakan, namun disesuaikan dengan kemampuan daerah.

"Akibatnya tentu akan berpengaruh pada dunia pendidikan dan kesehatan. Karena peserta tes tidak lulus, sehingga target kuota yang kita inginkan tidak tercapai," paparnya.

Hamartoni saat ini menunggu keputusan dari Kementerian Aparatur Negara (Kemenpan) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait akan diturunkan atau tidaknya passing grade tersebut.

Namun demikian, dia berharap kebijakan yang nantinya diambil Menpan dan BKN kedepan tidak akan merugikan masyarakat untuk tetap ikut serta dalam seleksi tes CPNS. (ira).