Harianmomentum.com--Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakomodir masyarakat pengidap gangguan jiwa untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019.

Hal itu mengacu pada Peraturan KPU nomor 11 tahun 2018 tentang pemilih di dalam negeri.

Menurut Komisioner KPU Provinsi Lampung Divisi Program dan Data Pemilih Handi Mulyaningsih, pengidap gangguan jiwa yang dimaksud dalam hal ini; orang yang berada di rumah sakit jiwa.

Karena, tidak seluruh masyarakat yang sakit jiwa boleh memilih. Hanya yang mendapatkan rekomendasi dari dokter saja yang bisa memilih.

"Apakah pengidap gangguan jiwa itu bisa memilih atau tidak, ditentukan oleh dokter," jelasnya.

Menurut Handi, rumah sakit jiwa bukan tempat orang-orang gila. Tetapi, berisi orang yang mengalami gangguan kejiwaan.

"Kalau orang gila tidak bisa diberikan hak pilih, karena dengan dirinya sendiri saja dia tidak tahu. Jadi yang perlu dipahami itu adalah rumah sakit jiwa itu bukan rumah sakitnya orang gila," tutur Handi kepada harianmomentum.com, semalam.

Sementara untuk di Provinsi Lampung, dia mengatakan, telah meminta kepada KPU Kabupaten Pesawaran agar berkoordinasi dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Kecamatan Negerisakti.

"Saya sudah minta kepada KPU Pesawaran untuk segera berkoordinasi dengan rumah sakit jiwa. Selain untuk menjelaskan kepada pihak rumah sakit jiwa, juga menyampaikan prosedurnya," sebutnya.

Terpisah, Komisioner KPU Pesawaran Yatin mengatakan, belum menentukan jadwal pendataan di RSJ setempat, tetapi piohaknya sudah mengirimkan surat kepada manajemen. "Kami baru mengirimkan suratnya, belum ada balasan," singkat Yatin, kepada harianmomentum.com, semalam. (adw)