Harianmomentum--Setelah DPRD Tubaba menyatakan segera memanggil dinas
pertanian (distan) setempat terkait kegagala program pengembangan kebun buah
agro wisata, kali ini giliran inspektorat yang merespon permasalahan tersebut.
Sama dengan DPRD,
inspektorat Tubaba juga menyatakan segara memanggil distan setempat untuk
dimintai keterangan terkati kegagalan program kebun buah agro wisata tersebut.
”Kita akan
panggil distan untuk minta keterangan terkait pelaksanaan program itu,”
kata Kepala Sub Bagian Umum Inspektorat Muslim mewakili Ispektur Tubaba
Firwansyah, Selasa (6/6).
Menurut dia, dalam pemanggilan tersebut, inspektorat akan lebih dulu mencari
tahu apa penyebab kegagaln program tersebut. Jika nanti terbukti ada
penyelewengan atau pelanggaran aturan akan diberik sanksi seuai
perundang-undangan yang berlaku.
“Soal sanksi akan kita
lihat dari hasil pemeriksaan. Kalu memang terbukti ada pelanggaran tentu akan
diberi sanksi sesuai aturan yang berlaku, “ terangnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua I DPRD Tubaba Yantoni menyayangkan ketidakberhasilan
program tersebut. Menurut dia, seharusnya program tersebut tidak boleh gagal,
terutama untuk pengembangan budidaya tanaman buah naga.
”Tanaman buah naga itukan, paling mudah tumbuh. Di atas batu saja bisa
hidup. Jadi kalau tanaman itu sampai mati, berarti perawatannya gak
beres," kata Yantoni.
Dia melanjutkan, secepatnya akan turun ke lapangan meninjau lokasi
pelaksanaan program kebun buah tersebut. “Ini akan kita evaluasi, kita akan
turun ke lapangan dan panggil dinas pertanian untuk mempertanyakan kegagalan
program tersebut,“ tegasnya.
Menurut Yantoni, jika memang program pengembangan tanaman buah argo wisata itu
tidak bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah, lebih baik
dihentikan.
“Dari pada terkesan pemborosan anggaran,lebih baik kita tutup saja program
tersebut,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, program pengembangan kebun buah agro wisata
yang dilaksanakan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tubaba tidak membuahkan
hasil. Padahal, program tersebut diproyeksi membentuk sentra produksi usaha
agribisnis buah yang terintegrasi. Lokasi pelaksanaanya di Taman Agro Wisata
kabupaten setempat.
Program tersebut dilaksanakan sejak tahun 2016 yang menghabiskan dana APBD
Rp284 juta ditambah Rp20 juta dari APBD Perubahan.
Fokus pelaksanaanya pada pengembangan budidaya tanam buah: manggis, jeruk,
durian, alpukat, melon, buah naga, nangka, nenas, pepaya, pisang. Kemudian:
salak, srikaya, jambu biji, sawo dan sukun.
Salah satu pekerja di taman Agro Bisnis Tubaba mengatakan banyak
komoditas tanamam buah yang mati sebelum dipanen. "Banyak yang mati. Salah
satunya tanaman buah naga mati ini," kata pekerja yang tidak mau
disebutkan namanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura setempat
Sutrisno mengatakan sudah menggunakan seluruh anggaran yang dialokasikan sesuai
peruntukan.
"Itukan nama kegiatannya saja, gak mesti harus samakan.Lagi pula semua
anggaran dana itu untuk pemeliharaan dan gajih honor dan pengawas kebunnya. Ada
lima pekerja di kebun agro wisata itu termasuk pengwas. Untuk pekerja kebun
honornya Rp750 ribu. Sedangkan pengawas Rp1,5 juta,“ kata Sutrisno baru-baru
ini
Pantuan di lokasi
kebun Agro Wisata Tubaba terkesan tidak terurus. Selain banyak tanaman buah
yang mati, rumput liar juga memenuhi areal tanaman buah di kebun agro
wisata itu. (frk)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com