Harianmomentum.com--Aksi unjuk rasa di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Metro,ricuh. Massa dari salah satu kubu pendukung kontestan pemilu menuding, terjadi manipulasi data suara pemilih.
Demonstran menuntut penghitungan suara ulang. Merasa tuntutannya tidak ditanggapi, demonstran memaksa masuk ke kantor KPU hingga terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian yang mengamankan aksi tersebut.
Pihak kepolisian berupaya melakukan mediasi untuk menenangkan demonstran agar tidak melakukan aksi anarkis. Beberapa oknun yang diduga menjadi provokasi, berhasil diamankan.
Itulah gambaran simulasi penerapan sistem pengamanan pemilu) yang dilakukan jajaran Kepolisian Resor (Polres) Kota Metro. Simulasi digelar di lapangan Samber Park, Jumat (22-3-2019).
Kapolres Metro AKBP. Ganda M.H Saragih mengatakan pada pemilu 17 April mendatang, pihaknya menerapkan pola pengamanan 2, 8, dan 16.
"Pola pengamanan 2,8, dan 16 itu artinya dua personil mengamankan 8 TPS, dan 16 dari Linmas. Sedangkan untuk perkuatan TNI, sesuai arahan Mabes TNI akan dilibatkan 50 meter dari TPS dan ditempatkan juga pad obyek vital apabila terjadi kerawanan, dan juga Satpol PP," kata kapolres pada harianmomentum.com.
Dia menerangkan, simulasi itu untuk memantapkan kesiapan personel melaksanakan tugas pengamanan pemilu.
"Polri dan TNI siap mengamankan pemilu 2019. Tentunya kami mengharapkan bantuan dari stakeholder yang lain untuk sama-sama menjaga situasi kamtibmas agar tetap kondusif," terangnya.
Hal senada disampaikan Komandan Kodim (Dandim) 0411/Lampung Tengah Letkol Czi. Burhanudin.Dia mengatakan anggtoa TNI siap membantu kepolisian untuk mengamankan pemilu 2019.
"Pasukan kami nanti ada juga yang ditempatkan di TPS untuk membantu pengamanan Polri. Pada dasarnya TNI dan Polri siap untuk mengamankan pemilu 2019 yang aman, sejuk dan damai," kata Dandim. (pie)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com