Sultan Tak Henti Menangis, Perlu Donatur untuk Operasi Usus Tersumbat

Tanggal 17 Jul 2019 - Laporan - 1271 Views
Armanah dan bayinya, Sultan Mahbulillah. Foto. Glh.

Harianmomentum.com--Bayi mungil bernama Sultan Mahbubillah itu tak henti-hentinya menangis. Usaha ibunya menenangkan, sia-sia. Bayi berusia 2,5 bulan itu tetap menangis menahan sakit.

"Ini nangisnya belum terlalu, kalau malam nangis tidak berhenti. Kalau sudah capek baru diam, nanti nangis lagi. Begitu terus tiap malam," ujar Armanah, Pekon Negeringarip, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Rabu (17-7-2019). 

Putra ketiga pasangan Rozali dan Armanah ini didiagnosa ada penyumbat di ususnya yang menghambat si bayi kesulitan buang air besar. Akibatnya, perut Sultan makin membesar. Saat ini ukuran perut hampir setara bola voli, yang tentu saja jauh dari ukuran tubuh bayi 2,5 bulan. 

Rozali dan Armanah mengaku, anak ketiga yang lahir pada akhir Mei 2019, normal. Namun setelah lahir, bayinya terus-menerus menangis. Merasa aneh lantas ibunya membawa ke bidan yang ada di Pekon Banjarsari, Kecamatan Wonosobo.  

Kemudian bidan mengantarkan Sultan ke RSUD Batin Mangunang untuk memeriksakan penyakitnya. Setelah ronsen diketahui ada sumbatan di usus bayi. Diduga itu menghambat keluarnya kotoran.  

"Katanya dulu ini harus dioperasi karena ususnya ada yang menyumbat. Kalau untuk operasi katanya bisa habis Rp70 jutaan," ujar Armanah. 

Meski orangtuanya memiliki kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, namun tidak bisa digunakan untuk membiayai pengobatan anaknya. Rozali diminta membuat BPJS untuk anak bayinya.

"Kami sudah urus-urus untuk membuat BPJS, nanti katanya mau diselesaikan sama Pj Kepala Pekon, mudah-mudahan cepat beres," ujar Rozali. 

Warga Pekon Negeringarip, Kecamatan Wonosobo ini mengaku, selain masalah BPJS, harapannya juga ada bantuan materi. Sebab untuk sebuah operasi butuh menunggu dan itu dibutuhkan untuk biaya hidup selama di rumah sakit. 

"Katanya kalau operasi paling tidak di Abdoel Moeloek, di sini tidak bisa jadi harus dirujuk," kata Rozali. 

Pria yang menjadi buruh tani ini mengaku berat dengan kenyataan hidup yang dihadapi keluarganya. Untuk itu dia berharap ada uluran tangan dari pihak mana pun agar bisa menolong. 

Rozali mengaku, mungkin hanya jalan operasi yang bisa ditempuh untuk penyembuhan anaknya tersebut. Sebab selama ini pengobatan dengan orang pintar sudah dilakukan namun belum menunjukkan hasil.(glh/jal).

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Prevalensi Stunting Kabupaten Pringsewu 15,8 ...

MOMENTUM, Pringsewu -- Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indon ...


Bawaslu Waykanan Gandeng BPJS Ketenagakerjaan ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Pengawasan pemilu merupakan salah satu b ...


Lampung Wilayah Rentan Bunuh Diri Ketujuh Nas ...

MOMENTUM, Gedongtataan-- Provinsi Lampung berada di urutan ketuju ...


Waspada! DBD Mulai Menjangkit di Waykanan ...

MOMENTUM, Blambanganumpu--Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menja ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com