Harianmomentum -
Terungkap sudah penyebab lambatnya pelayanan khususnya di bagian penyediaan
untuk pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ryacudu Kotabumi.
Direktur RSUD Ryacudu melalui Kepala TU
Merdatina mengakui, keterlambatan dalam pelayanan di bagian obat-obatan
disebabkan kurangnya tenaga di bagian farmasi untuk menyediakan obat bagi
pasien.
"Kami terkendala kurangnya tenaga. Saat
ini ada empat orang tenaga farmasi, satu diantaranya tidak masuk karena
sakit. Ditambah lagi membludaknya jumlah pasien rawat jalan paska lebaran
ini," tutur dia saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (7/7).
Selain itu kata dia, adanya permintaan obat
racikan yang membutuhkan waktu lama untuk menyiapkannya. "Kedepan akan
diupayakan maksimal dalam pelayanan baik waktu dan sebagainya. Rencananya akan
ada pemisahan antara manajemen apotik rawat inap dan apotik rawat jalan dan
yang pasti akan ada penambahan tenaga kefarmasian," ujarnya seraya
mengatakan hal tersebut tinggal menunggu Peraturan Bupati mengenai BLUD.
Terkait sering kosongnya stok beberapa jenis
obat yang menyebabkan masyarakat harus menebus obat dari luar dengan
biaya yang mahal, Merdatina mengatakan pengelolaan stok obat berjalan baik.
Namun dia juga mengakui sering terjadi kekosongan jenis obat tertentu.
"Ya jika obat tidak tersedia, pasien harus beli dari luar. Khusus obat
BPJS nanti akan diganti dengan biaya sesuai harga BPJS," terangnya.
Diketahui saat ini jumlah karyawan atau tenaga
RSUD Ryacudu baik itu PNS, TKS dan sebagainya mencapai 670 orang. Jumlah
tersebut sangat bludak dibandingkan dengan tenaga pada satuan-satuan kerja
lainnya. "Ya memang tenaga di rumah sakit saat ini over load mencapai 670
orang," pungkasnya. (ysn)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com