MOMENTUM, Panjang--Siaga dan tanggap kemungkinan terjadinya bencana, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Panjang mengimplementasikan Business Continuity Management (BCM).
"Penerapan Businnes Continuity Management (BCM) ini sangat penting untuk menuju Pelabuhan Panjang yang berkelas dunia," kata General Manager IPC Panjang Drajat Sulistyo, Jumat (16-8-2019).
Menurut dia, Buniness Continuity Management (BCM) menjadi suatu keharusan karena bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih agar mempunyai ketahanan dalam operasional bisnis kritikal, sehingga apabila terjadi bencana atau gangguan proses operasional pelabuhan tetap berjalan.
Untuk menjamin seluruh kegitan tetap berjalan itulah, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang menggelar pelatihan dan simulasi tanggap bencana yang terintegrasi dengan BCM.
"Kegiatan ini dilakukan agar karyawan dan perusahaan mempunyai kemampuan untuk survive (bertahan) baik dari sisi keselamatan pribadi atau kinerja operasional perusahaan," kata Drajat.
Salah satu penerapan BCM adalah Business Continuity Plan (BCP) yaitu dengan dilaksanakan simulasi tanggap bencana.
IPC Panjang menggelar tanggap darurat bencana alam gempa bumi dan tsunami. Harapannya, karyawan dapat melakukan tanggap darurat dengan jangka waktu paling lambat 45 menit.
Pada uji coba "ER Plan" dan simulai pengurangan risiko bencana dimulai pukul 08.00 WIB. BCP terdiri dari Tim Tanggap Darurat, Tim Penanganan Gangguan, Tim Pemulihan Kelangsungan Usaha, Tim Pemulihan Teknologi serta Tim Pemulihan Fasilitas.
Dalam simulasi tersebut seluruh pekerja IPC Panjang serta orang – orang yang sedang berada di dalam gedung dilatih menyelamatkan diri dari guncangan gempa dan menghindari tsunami.
Tim Tanggap Darurat yang di bawah komando General Manager IPC Panjang bergerak menuju ke tempat evakuasi yang aman yaitu di halaman area Vihara Buddha Bhaisajuaguru Graha.
Para Captain Floor dengan Deputy Floor mengecek kondisi dan jumlah anggotanya masing – masing perlantai memastikan anggotanya aman.
Setelah gempa tidak terjadi lagi dan potensi tsunami dicabut, koordinator keselamatan gedung melakukan pemerikasaan struktur bangunan, kebocoran, konseleting listrik dan kondisi tidak normal lainnya.
Koordinator Keselamatan Gedung menyatakan aman dan tidak ada kerusakan, maka penghuni gedung dapat kembali ke gedung untuk melakukan pekerjaan kembali.
Sementara untuk uji coba BCP dengan scenario uang lain karyawan di Unit Kerja kritikal (keuangan dan operasi) melihat tidak memungkinkan untuk melanjutkan pekerjaan di lokasi kerja utama (gedung utama) karena gempa yang terjadi.
Karyawan melakukan menakisme 'calltree' meminta persetujuan General Manager untuk menggunakan lokasi kerja alternatif yaitu rumah dinas.
Pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik di lokasi alternatif dan melakukan eskalasi kembali ke General Manager bahwa kegiatan operasional telah dilakukan dengan baik, dan kondisi lokasi kerja utama sudah dapat digunakan kembali. Kemudian meminta izin untuk kembali ke lokasi kerja utama.
Kegiatan diakhiri dengan dilakukan rapat penyusunan berita acara uji coba BCP dan simulasi pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami.(red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com