MOMENTUM, Kotaagung--Polres Tanggamus bersama Pemkab Tanggamus dan Pringsewu menggelar rapat tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Rabu (25-9-2019).
Rapat yan berlangsung di Aula Wirasatya Mapolres Tanggamus, dihadiri Kapolres AKBP Hesmu Baroto, Dandim 0424 Letkol Arh. Anang Hasto Utomo, Asisten 1 Bupati Tanggamus Faturahman dan Kepala BPBD Kabupaten Pringsewu, M. Khotim, Kasat Reskrim AKP Edi Qorinas, Kasat Pol PP Tanggamus Sukarman, Plt. Kepala BPBD Tanggamus Maryani.
Kapolres mengatakan rakor ini digelar untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Di banyak daerah, kebakaran menjadi persoalan serius. Rapat bersama ini untuk mencegah terjadinya kebkaran.
Menurut dia, dari pantauan satelit Lapan, di wilayah Lampung ada beberapa titik api yang sudah tinggi seperti di Mesuji, Tulangbawang, dan Lampung Timur.
Sementara di wilayah Tanggamus, sudah ada upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan pemadam kebakaran bekerja sama dengan TNI dan masyarakat. "Semuanya dapat diatasi," katanya.
Menurut Dandim Anang, pananganan karhutla perlu kerja sama dan patroli bersama TNI, Polri, BPBD, Dinas LH, BPBD dan Pol PP.
Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang titik api, bisa mengakses aplikasi Lapan Fire Hot Spot. Atau melalui grup Whatsapp Satgas Karhutla.
Terjadi 12 Kebakaran
Dalam rapat yang dipandu Kabag Ops Kompol Bunyamin dan Kasdim 0424/TGM Mayor Inf. Suhada Erwin terungkap di wilayah Tanggamus dan Pringsewu terjadi 12 karhutla. Sebagian besar lokasi kebakaran terjadi pada lahan masyarakat.
"Kami adakan rapat lintas sektoral untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Selain itu kami juga sudah adakan sosialisasi melalui polsek dan seluruh Bhabinkamtibmas serta Babinsa," Kompol Bunyamin, usai pelaksanaan diskusi.
Ia menambahkan, untuk wilayah Tanggamus dan Pringsewu skala kerawanan karhutla skala besar tidak ada. Sebab semua kejadian karhutla bisa diselesaikan dalam sekali tindakan, tidak sampai berlarut.
Selanjutnya untuk upaya penanganan disepakati dilakukan seluruh instansi yang mewenangi hutan dan lahan, serta unsur pemerintah setempat. Seperti TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, BPBD, Satpol PP, KPHL, kecamatan, masyarakat dan swasta.
Hal itu karena dampak karhutla cukup fatal seperti kebakaran merembet ke permukiman, dan timbulnya kabut asap. Lantas saat sudah terjadi sulit tertangani bahkan bisa menimbulkan korban jiwa.
Selama ini karhutla yang terjadi di Tanggamus dan Pringsewu dampaknya tidak parah. Api hanya membakar yang ada di lahan tersebut seperti dedaunan kering, rumput dan pepohonan.
"Sedangkan dampak seperti merembet ke pemukiman atau adanya korban jiwa tidak ada. Dan selama ini pun tidak ada dampak fatal seperti adanya kabut asap atau gangguan kesehatan," tegasnya.
Terpisah, menurut Plt. Kepala BPBD Tanggamus Maryani, terkait karhutla, pihaknya selalu menerima laporan adanya titik panas (hotspot) dari BMKG Lampung.
"Dari laporan itu kami langsung koordinasikan ke camat setempat adanya karhutla untuk melakukan penanganan supaya tidak meluas," terangnya.
Ia membenarkan selama kemarau ini diketahui 12 hotspot, namun tidak semuanya kebakaran, bisa berupa asap saja. Dan semua karhutla yang sudah terjadi bisa ditangani sekali tindakan.(glh/jal).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com