MOMENTUM, Kalianda--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan (Lamsel) menggelar lomba qosidah di PPI Dermaga BOM Kalianda, Rabu (16-10-2019).
Kegiatan yang digelar Bagian Bina Mental Spiritual dan Kemasyarakatan (BMSK) Pemkab Lamsel itu, diikuti perwakilan 17 kecamatan se-Lamsel.
Lomba yang dibuka Staf Ahli Bupati Lampung Selatan Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Priyanto Putro, ini untuk meningkatkan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) melalui syiar nada dan dakwah.
Selan itu, menurut Kepala BMSK Sekretariat Daerah Kabupaten Lamsel, A. Kholil, tujuan kegiatan itu untuk menggali dan mensyiarkan kembali seni dan budaya Islam. Sebagai seni budaya Islam, qasidah kini mulai tergerus oleh musik-musik modern.
“Kami sampaikan terima kasih, karena antusias pesertanya yang luar biasa. Saat ini sudah 24 grup yang terdaftar, karena satu kecamatan ada yang mengirim 2-3 grup untuk mengikuti lomba ini,” kata Kholil.
Kholil menambahkan, nantinya tiga besar pemenang lomba akan diseleksi kembali untuk mewakili kabupaten ke tingkat provinsi bahkan tingkat nasional.
“Kegiatan ini kita laksanakan selama dua hari, tetapi kalau pesertanya bertambah bisa kita perpanjang tiga hari. Untuk juara nanti akan menjadi perwakilan kabupaten di event yang lebih tinggi lagi,” terangnya.
Sementara, mewakili Plt Bupati Lampung Selatan, Priyanto Putro menyampaikan, melalui lomba itu, dapat menjadi sarana penyaluran kreatifitas para peserta lomba kesenian di bidang musik qosidah.
Sehingga kata dia, dengan terselenggaranya acara lomba tersebut, masyarakat akan lebih memahami kesenian lagu qosidah, yang merupakan bentuk kekayaan khasanah budaya islam yang harus terus lestarikan keberadaannya.
“Melalui kesempatan ini saya berharap akan muncul para para penggiat musik qosidah, sehingga seni qosidah ini dapat dikembangkan dengan beragam kreasi dari hasil kreatifitas para seniman musik qosidah yang berbakat, yang ada di seluruh Kabupaten Lampung Selatan,” ujar Priyanto.
Priyanto menyampaikan, dengan munculnya kreasi seni dari hasil perlombaan itu, tentunya masyarakat akan tergerak untuk lebih memahami, mengenal, dan akhirnya kembali mencintai kesenian qosidah.
Sebab menurutnya, tantangan dalam melestarikan seni dan budaya dewasa ini semakin berat, seperti derasnya arus globalisasi yang memang tidak dapat kita elak lagi seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
“Namun tantangan itu terkadang juga muncul dari masyarakat kita sendiri yang sudah mulai melupakan kesenian qosidah,” tukas Priyanto.
Sebagai upaya mempertahankan budaya tersebut, diperlukan kerja keras, kreativitas, dan inovasi dalam mengembangkan kesenian qosidah khususnya di Kabupaten Lampung Selatan.
“Saya juga berharap penilaian kegiatan ini dilaksanakan secara serius dan jujur sehingga muncul pemenang yang betul-betul layak dan berprestasi,” tandasnya. (alp).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com