MOMENTUM, Bandarlampung--Kuakus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Lampung turut ambil bagian pada gelaran workshop Penguatan Kapasitas Perempuan Politik di Hotel Harris, Citylink, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11-3-2020).

Workshop yang dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmavati mengambil tema “Percepatan Pencapaian Keterwakilan Perempuan 30 persen melalui Affirmative Action”.

Ketua KPPI Lampung Aprilliati mengatakan keterwakilan perempuan dalam parlemen ini penting. Karena, politik merupakan akar kebijakan yang dibuat.

"Tidak ada satupun kebijakan yang tidak berkaitan dengan politik, bupati, presiden berasal dari pemilihan politik. ini akarnya, kebijakan tenaga kerja, kesehatan dan lainnya juga berasal dari politik," katanya.

Ibu yang juga anggota legislatif DPRD Provinsi Lampung ini, berharap keterwakilan aleg perempuan bisa mencapai 30 persen di Pileh 2024.

KPPI Lampung bersinergi dengan semua pihak seperti di bidang kesehatan perempuan, penurunan stunting dan memberikan pendidikan politik.

Dalam  paparannya, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmavati sangat mendukung KPPI untuk meraih target keterwakilan 30 persen pada Pemilu 2024. 

"Ini salah satu mendukung fungsi dari kementerian ya, tentunya harapan kami dari workshop ini bagaimana keterampilan di parlemen khususnya yang jadi tema 2024 ini bisa terwujud ya, mudah-mudahan tidak hanya sekedar mimpi," ujar Bintang.

Menurutnya, banyak kendala yang mungkin selama ini dialami perempuan untuk menyuarakan pendapatnya di panggung politik.

"Satu mungkin budaya kita, yang kedua perlu dorongan juga dari partai-partai sendiri untuk memberikan peluang selebar-lebarnya pada perempuan, demikian juga dukungan dari kementerian," katanya.

"Mudah-mudahan lah nanti dari hasil workshop ini ada satu rekomendasi yang kami dari Kementerian PPPA, kami menunggu apa yang bisa kita bisa laksanakan untuk mendukung perempuan di parlemen ini," ujar Bintang.

Dorongan ini juga, kata Bintang, tak hanya berkutat di bidang politik saja. Namun juga di berbagai sektor lainnya yang membuat Kaum Hawa lebih berdaya di ranah publik.

"Model sekolah perempuan juga direplikasi di wilayah masing-masing, memberikan ruang bagi ibu-ibu untuk meningkatkan kualitas diri daripada perempuan," katanya. (**)

Editor: Nurjanah