Harianmomentum--Anggota keluarga komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai menjadi korban penembakan di tengah aksi amuk massa di kamp pembangunan jembatan di Kali Oneibo, Distrik Tigi Selatan, Kabupaten Deiyai, Papua, Selasa (2/8) lalu.
Pigai menyebutkan, dari data yang diterimanya, sebanyak 17 orang warga terkena tembakan. Empat korban tembakan orang di antaranya kritis, termasuk adik Natalius Pigai, Yulius Pigai lantas dilarikan ke rumah sakit. Namun pada sekitar pukul 23.00 WIT, Julius meninggal di RSUD setempat akibat luka yang dideritanya.
"Sudah 50 tahun ribuan orang Papua, dibantai dan dibunuh
termasuk ayah kandung saya, hari ini adik saya," kecam Pigai kepada
redaksi rmol.co, Kamis (3/8).
Informasi yang beredar kericuhan berawal ketika warga Kampung
Oneibo, Selasa (2/8), tenggelam di sungai dan diselamatkan dalam kondisi sudah
sekarat. Warga meminta tolong kepada perusahaan PT Putra Dewa Paniai (PDP),
yang sedang membangun jembatan di Oneibo, untuk meminjamkan mobil perusahaan
agar bisa membawa korban ke rumah sakit di kota. Namun permintaan warga
ditolak. Korban akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS dengan
menggunakan kendaraan warga setempat.
Hal itu membuat warga kesal dan mendatangi perkemahan
pembangunan jembatan. Warga yang emosi lalu merusak pos tersebut.
Perusahaan yang kemudian menelepon polisi, disusul dengan
kedatangan Kapolsek dan Komandan Peleton Brigade Mobil (Brimob) setempat,
beserta "sekitar sepuluh" pasukan Brimob. Ricuh yang tidak terelakkan
berujung pada tertembaknya sejumlah warga.
"Peristiwa Paniai berdarah empat orang keluarga saya
ditembak mati dan 17 orang luka-luka. Keluarga kandung saya telah mencapai 152
orang, termasuk ayah kandung saya. Kapan negara ini hentikan pembantaian,"
tanya Pigai. (wid/rmol)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com