MOMENTUM, Bandarlampung--Peringatan pemerintah agar menjaga jarak fisik guna mencegah penularan Corona masih diabaikan oleh pedagang takjil (makanan buka puasa) di Kota Bandarlampung.
Siti (40) salah satu penjual takjil mengaku bukan sengaja mengabaikan sosialisasi pemerintah terkait imbauan untuk tidak berkerumun. "Kami sih ikut aja misalkan pemerintah mau memberikan tempat jualan lain dan kita diminta mengatur jarak, asalkan kami tetap bisa berjualan dan barang kami laku," ungkapnya kepada harianmomentum Senin (11-5-2020).
Siti bertutur sejak puasa hari pertama sudah membuka lapak di Jalan Pangeran Antasari. "Alhamdulillah, dalam sehari saya mendapat omset sekitar Rp70 hingga Rp100 ribu, dari berjualan beragam jenis takjil mulai dari kolak, hingga jajanan pasar," katanya.
Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, di sepanjang hingga ruas Jalan Antasari, Kecamatan Sukabumi dan jalan Gajah Mada, Tanjungkarang Timur, Bandarlampung digunakan sebagai lahan jual beli makanan.
Bahkan, keramaian tersebut membuat macet kendaraan yang melintas menuju Jalan Soekarno Hatta (Bypass), karena pembeli enggan untuk turun dari kendaraan karena tidak adanya areal parkir di sekitar tempat tersebut.
Anto (30) salah satu pembeli mengatakan dia tidak khawatir dengan kerumunan dan potensi penularan virus Corona, selama dia masih menggunakan masker. "Saya kan pakai masker, terus kalo habis beli makanan buka, aampai rumah pasti cuci tangan," kata warga kelurahan jagabaya II itu. (**)
Laporan: Rifat Arif
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com