MOMENTUM, Bandarlampung--Camat Panjang Bagus Harisma Bramado
disoraki warganya, karena diduga menghalang-halangi sosialisasi yang
disampaikan bakal calon Walikota Bandarlampung M Yusuf Kohar.
Bukan hanya disoraki, berdasarkan pesan yang disampaikan akun
facebook @ahmad pada Sabtu (5-9-2020), camat setempat juga diusir oleh warganya
sendiri.
“Sosialisasi bersama Yusuf Kohar di Rusun Ketapang dikawal
linmas, camat diusir warganya,” begitu pesan yang disampaikan akun facebook
@ahmad itu.
Tulisan itu diunggah bersamaan dengan video perseteruan
antara warga dengan Camat Panjang, Bagus Harisma Bramado.
Dalam video yang diunggahnya tersebut, terlihat bakal calon kepala
daerah (bacalonakada) M Yusuf Kohar sedang sosialisasi di hadapan warga rusunawa
(rumah susun sederhana sewa) Kelurahan Ketapang, Kecamatan Panjang, Sabtu siang
(5-9).
“Ibu-ibu saya ucapkan terimakasih ya, saya besosialisasi
disini. Tidak ada satu pun orang yang bisa menghalangi sosialisasi ini.
Silakan pilih siapa yang tepat. Kita memilih pemimpin, tidak boleh ada satu pun
yang menghalangi,” kata Yusuf Kohar dalam video singkat itu.
Yusuf juga mengatakan bahwa saat ini siapa pun boleh membagikan
sembako untuk warga. Apalagi saat ini ditengah pandemi covid-19.
“Siapapun boleh membagikan sembako atau apapun juga. Setelah
calon ditetapkan tanggal 23 nanti baru urusan KPU. Sekarang ini baru bakal
calon,” jelasnya.
Namun camat Bramado menolak pernyataan Yusuf Kohar. Menurut
dia, bacalonkada tidak boleh membagikan sembako.
“Tidak boleh pak, sekarang pun tidak boleh,” kata camat,
menyela ucapan Yusuf Kohar di hadapan warga setempat.
Warga setempat yang notabennya emak-emak pun sontak menyoraki
perkataan camat tersebut.“Huuuu, huuuu,” sambil menjauhkan camat dari Yusuf
Kohar.
Pada video terpisah, camat pun menyatakan bahwa rusunawa dalah
fasilitas negara. "Fasilitas negara rusunawa ini ya," ujar camat Bramado.
Menurut dia, Yusuf Kohar sebagai bacalonkada yang juga Wakil
Walikota Bandarlampung telah bersosialisasi di fasilitas negara.
"Justru karena saya camat saya tau aturan. Ini fasilitas negara disumbang oleh APBD Kota Bandarlampung, namun dipakai untuk bersosialisasi," kata dia.
Pernyataan itu pun lagi-lagi ditepis oleh warga setempat.
Menurut warga, fasilitas negara berasal dari uang rakyat, dan kembali untuk
rakyat.
"Tidak ada yang melakukan sosialisasi di dalam
fasilitas negara, itu di luar," teriak salah satu warga membela Yusuf
Kohar.
Warga pun meminta camat untuk diam. “Abang kan camat. Tidak
ada etika teriak-teriak. Orang itu coba pakai akal sehat, kita ini semua
saudara," seru warga lainnya kepada Camat Panjang tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Camat Panjang Bagus Harisma Bramado
belum berhasil dikonfirmasi. Berkali-kali dihubungi ke nomor teleponnya serta
dikirimkan pesan singkat ke 0811-7281-xxx, namun tidak direspon meski dalam
keadaan aktif.(**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com