Harianmomentum--Gubernur Lampung yang juga Ketua Umum Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) M.Ridho Ficardo, mendapat undangan khusus dari Presiden Asia Pasific Society fot Public Affairs Prof. Amporn Tamronglak.
Ridho menjadi Keynote Speaker dalam International Conference on Public Organization (ICONPO) VII, di Kampus IPDN, Sumedang, Rabu (23/8). Tema besar ICONPO VII: Governance Theory and Practice in Asia Pasific.
Di hadapan peserta
confernce, Ridho mengangkat isu strategis Provinsi Lampung. Diantara; peningkatan
konektivitas transportasi dalam rangka mengurangi disparitas ekonomi wilayah
melalui sistem nasional, perwujudan good coorporate governance dan daya saing
daerah.
Kemudian, peningkatan
akses dan kualitas layanan kesehatan, perbaikan sistem dan tata kelola
investasi, Peningkatan produksi dan hilirisasi hasil pertanian serta pemerataan
akses dan mutu pendidikan
Ridho juga menyampaikan
sejumlah rekomendasi yang perlu disempurnakan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik. Seperti, perumusan kembali konsep desentralisasi dan pembagian
urusan serta kewenangan pemerintah pusat dan daerah.
Selain itu
pengaturan organisasi perangkat daerah yang efisien dan efektif ; Penempatan
aparatur sipil negara berdasarkan kualifikasi dan kompetensi dan Pembagian
kewenangan yang cukup bagi Pemerintah Daerah untuk menggali potensi dan sumber
keuangan asli daerah. Rekomendasi lain, yaitu kebijakan dan regulasi pemerintah
pusat yang jelas untuk diimplementasikan di daerah.
Dalam paparannya
diselingi juga dengan menggunakan Bahasa Inggris, Ridho menyorot perlunya
Kebijakan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme yang sistematis,
komprehensif dan merata serta penerapan pola rekruitmen kepala daerah yang
transparan, etis dan menghindari politik uang.
Ridho juga menilai,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
terkait pelaksanaan 32 urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan absolut
pemerintah pusat disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah. Artinya,
apabila tidak terdapat potensi daerah terkait dengan urusan-urusan di atas,
maka urusan tersebut tidak dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
“Selama ini terdapat beberapa daerah yang memiliki potensi daerah terkait dengan ke 32 urusan pemerintahan akan tetapi memiliki skala kecil. Sehingga diperlukan penggabungan beberapa urusan yang berskala kecil untuk diurus dalam satu unit organisasi,” ujar Gubernur.
Tahun ini IPDN
terpilih menjadi tuan rumah kegiatan ICONPO pada rapat yang dilakukan oleh Asia
Pasific Society for Public Affairs (APSPA) di Bangkok.
Peserta berasal
dari sejumlah Universitas yaitu Malaysia, Korea Selatan, Filipina, Thailand,
India dan Taiwan, serta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas
Ngurah Rai Bali.
Acara dihadiri pula
Presiden Asia Pasific Society For Public Affairs (APSPA) Prof. Amporn
Tamrongklak, Gubernur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Prof. Dr. H.
Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, Prof. I Nyoman Sumaryadi, Prof. Ahmad Nurmandi,
Prof. Ahmad Martadha Mohammad, Prof. David N Almarez dan Prof. Sataporn
Roengtam.
ICONPO VII kali ini
dilaksanakan penandatanganan MoU antara APSPA dan KAPSIPI (Kesatuan Program
Studi Ilmu Pemerintahan Indonesia). Pihak APSPA diwakilkan langsung oleh
President APSPA.
Sedangkan pihak
KAPSIPI diwakilkan oleh Chairman of KAPSIPI yakni Prof. Dr. Drs. H. Utang
Suwaryo, M.A. Selain itu, dilaksanakan pula penandatanganan MoU antara APSPA
dan ADIPSI (Asosiasi Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Daerah). Pihak
ADIPSI diwakilkan oleh Dr. Suranto, M. Pol. (rls)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com