MOMENTUM, Bandarlampung--Setelah menggelar Safari Budaya ke Lampung Selatan, Akademi Lampung (AL) akan melakukan kegiatan serupa ke Kabupaten Pesisir Barat.
Kegiatan Safari Budaya tersebut akan digelar pada Kamis (3-8-2021) di Lamban Apung Resort, Krui, Pesibar.
Muhibah budaya ini diagendakan dihadiri Bupati Pesibar Agus Istiqlal, Ketua Dewan Kesenian Pesibar Septi Heri Agusnaeni Istiqlal, dan seniman setempat secara luring karena suasana pandemi dengan undangan terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat
Ketua Akademi Lampung Anshori Djausal, didampingi Sekretaris AL Iwan Nurdaya-Djafar, mengatakan, Safarai Budaya ini merupakan kegiatan pertama Akademi Lampung sejak dibentuk tahun 2020.
“Tujuan Safari Budaya ini pertama untuk menyosialisasikan lembaga Akademi Lampung. Di samping melakukan evaluasi atas Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan menyerap aspirasi dari para seniman di kabupaten,” terang Anshori.
Ditambahkannya, sosialisasi lembaga diperlukan, agar ada kesamaan persepsi. Pasalnya, mulai dari nama lembaga saja sudah perlu penjelasan. Kata “akademi” di situ berarti kelompok orang yang memajukan kesenian, bukan lembaga pendidikan tinggi tiga tahunan.” Itu arti kedua dari kata “akademi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,” imbuh Anhsori.
Iwan menambahkan, sejauh ini, sesuai jadwal yang sudah dipastikan kegiatan safari budaya ini akan berlangsung di lima kabupaten.
Di Pesibar akan tampil sebagai nara sumber Anshori Djausal dan Ketum DKL Satria Bangsawan, imbuh Iwan Nurdaya.
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kata dia, Dewan Kesenian Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung perlu mereposisi tugas dan fungsi lembaga.
Pada waktunya nanti, lanjut Iwan Nurdaya, hasil dari Safari Budaya akan diserahkan kepada Gubernur Lampung, Ketua DPRD Provinsi Lampung, dan para bupati/walikota.
“Diharapkan dapat menjadi rujukan dalam mengambil kebijakan publik yang berkenaan dengan seni budaya di provinsi Lampung. Ini sesuai dengan fungsi AL sebagai mitra kerja Pemerintah Provinsi Lampung, yang mengusung visi “Lampung Maju dalam Berkesenian.”,” tandas Iwan.
Sementara itu, Satria Bangsawan berharap Safari Budaya ini bisa menjadi pintu masuk aspirasi seniman budayawan yang ada di seluruh kabupaten/kota di seluruh provinsi Lampung.
“Dengan metode dialog, seluruh aspirasi seniman akan dirumuskan menjadi sebuah rekomendasi, yang akan kami sampaikan kepada Gubernur. Sesuai dengan peran Akademi Lampung dan Dewan Kesenian Lampung sebagai mitra pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan di di bidang seni budaya di provinsi Lampung.
“Semoga Safari Kebudayaan ini berjalan dengan lancar dan sukses, sehingga tidak mustahil nantinya dapat dijadikan rule model pada penyusunan kebijakan dalam upaya melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang tumbuh di Propinsi Lampung , sehingga akan memberikan multiflier efect terhadap pembangunan provinsi Lampung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya," imbuh Satria. (*)
Editor: Nurjanah/Rls.
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com