Mentan Dorong Lampung Jadi Demarkasi Lawan Impor Daging

Tanggal 08 Des 2021 - Laporan - 503 Views
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke Lampung.

MOMENTUM, Terbanggibesar--Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memilih Lampung sebagai daerah demarkasi untuk melawan impor daging sapi.

Hal itu diungkapkan Syahrul saat Panen Pedet (anak sapi ternak) Nusantara di Lapangan Merdeka Karangendah, Kecamatan Terbanggibesar Lampung Tengah, Rabu (8-12-2021).

"Kalau Pak Ketua Komisi IV DPR RI setuju, kita jadikan daerah damarkasi melawan impor di tempat ini," kata Syahrul.

Terlebih, menurut dia, setiap tahun Indonesia selalu impor daging sapi sekitar 1,2 juta ton. 

Padahal, dia menyebutkan, Indonesia bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan daging, tanpa harus impor.

"Saya hunting tempat sapi di Indonesia hanya untuk memenuhi kebutuhan, dan ternyata itu bisa terpenuhi," sebutnya.

Karena itu, dia menyebutkan, jika memang semua serius untuk melawan impor, perlu dibuat kebijakan mulai dari hulu hingga hilir.

"Kalau perlu kita tanda tangan pakta integritas. Kita buat daerah damarkasi. Tapi kita serius. mulai dari hulu sampai hilirisasinya harus dibuat. Kalau perlu pedagingnya buat di sini," sebutnya. 

Dia pun meminta agar dibuat wilayah khusus yang bisa dilakukan di Lampung untuk menjadikan daerah demarkasi. 

"Khususnya untuk menjaga kepentingan nasional dalam importasi yang ada," ujarnya.

Dia juga berharap, 100 ribu ekor sapi yang diberikan untuk Lampung bisa meningkat jadi 300 ribu ekor.

"300 ribu itu kalau mau fokus pasti bisa. jangan tunggu dari mana uangnya. Semua skala ekonomi, masa bank tidak mau ikut," sebutnya.

Dia merasa optimis, Lampung dibawah kepemimpinan Arinal Djunaidi mampu mewudjukannya. 

Sementara, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menegaskan agar Kementerian Perdagangan mengurangi impor daging kerbau.

"Kenapa? Kalau daging kerbau masuk Indonesia, otomatis harga jual peternak sangat turun," sebutnya. 

Sebab, menurut dia, Indonesia merupakan negara yang kaya. Berbagai sumberdaya tersedia di Indonesia.

"Saya sangat greget sekali kalau ada impor daging. Bangsa kita ini bangsa yang hebat.. Apapun ada di negara kita. padang yang luas, tanah yang subur, SDM yang luar biasa. Tapi kok kita masih impor?" sebutnya.

Karena itu, dia mendorong agar Kementerian Pertanian untuk membantu Lampung meningkatkan produksi daging.

"Kita lihat tadi, Lampung ini apa juga ada. Kita lihat berapa besarnya tadi sapi. Jadi bantu kami (Lampung) untuk peningkatan produksi daging," terangnya.

Sehingga, dia meyakini, Indonesia akan menjadi salah satu negara pengekspor daging sapi. 

"Kebayang gak coba, suatu hari kita akan ekspor daging. Bukan mustahil kita akan ekspor langsung ke China," jelasnya.

Dia menyebutkan, jika seluruh pihak saling bahu membahu maka hal tersebut bisa terwujud. 

Dia juga berharap, Lampung bisa berkontribusi lebih dalam menjadikan Indonesia lumbung pangan nasional.

Selain itu, acara panen pedet tersebut diharapkan tidak hanya sekedar kegiatan seremonial.

"Kegiatan ini jangan terhenti di sini. Dirjen PKH, saya tidak mau kehgiatan ini hanya seremonial," sebutnya.

Dilain sisi, Gubernur Arinal Djunaidi mengatakan, Lampung sejak tahun 2020 menjadi salah satu dari 12 Provinsi di Indonesia yang mengembangkan ternak rumpun Belgian Blue dan Wagyu.

"Dengan alokasi total semen beku diterima sampai tahun 2021 adalah sebanyak 7.800 dosis jenis Belgian Blue dan 2.400 dosis jenis Wagyu," jelasnya.

Arinal pun merasa bangga dengan jumlah kelahiran pedet hingga akhir November 2021 mencapai 460 ekor jenis Belgian Blue dan jenis Wagyu sebanyak 592 ekor.

Selain pengembangan rumpun Belgian Blue dan Wagyu, di Provinsi Lampung juga terdapat program 1.000 Desa Sapi yang berada di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Lampung Selatan yang sampai saat ini terus berkembang. 

"Semoga kita dapat terus berkontribusi dalam mengakselerasi pengoptimalan potensi sub sektor peternakan menuju Lampung Berjaya," terangnya.

Gubernur menjelaskan, subsektor peternakan memiliki peran yang penting dalam penyediaan protein hewani, lapangan kerja, pengentasan kemiskinan dan pengembangan potensi wilayah. 

Permintaan akan produk peternakan meningkat dari tahun ketahun sejalan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan semakin membaiknya kesadaran gizi masyarakat. 

Ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan, sangat penting dalam menentukan generasi-generasi berikutnya agar dapat berdaya saing secara global.

"Saya mengingatkan kepada seluruh elemen baik masyarakat, pemerintah, lembaga swasta yang bergerak disektor peternakan dan stakeholder terkait agar dapat menjalin kerjasama dan bersinergi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional," tuturnya. (**)

Laporan/Editor: Agung DW

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Tunggulpawenang Bangun Jalan Rabat Beton Guna ...

MOMENTUM, Pringsewu -- Pemerintah Pekon Tunggulpawenang, Kecamata ...


Tujuh Tungku Peleburan PT San Xiong Tidak Pe ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lampung me ...


Warga Kalirejo Protes Soal Jalan Rusak, Dinas ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Warga Desa Poncowarno, Kecamatan Kalirej ...


Moeldoko dan Mercu Bio-Tech Malaysia Berkunju ...

MOMENTUM, Panaragan -- Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesi ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com