Roti Kehidupan

Tanggal 06 Sep 2022 - Laporan - 1001 Views
Andi S Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Alkisah, seorang penjual roti sedang sibuk menyiapkan dagangannya pagi itu.

Riuhnya suasana pasar tak mengurangi konsentrasinya dalam meracik adonan. 

Berbagai macam bahan kue dan peralatan telah disiapkan. Saat sibuk mengaduk tepung, datanglah seorang pembeli.

“Saya minta delapan potong roti. Ini uangnya,” kata si pembeli seraya membayar.

Dengan cekatan, si penjual langsung membungkusnya. Kemudian menyerahkan bungkusan itu pada pembeli. 

Tapi, pembeli mengeluarkan kembali empat potong roti, lalu menyerahkan ke penjual.

“Saya hanya mengambil empat potong. Sisanya, mohon bagikan kepada siapa pun orang yang membutuhkan,” pesannya, sembari meninggalkan lapak penjual.

Mendengar perkataan itu, penjual langsung berucap: Barakallah, sungguh mulia hatimu. Semoga kebaikan selalu menyertai,” balasnya.

Beberapa saat kemudian, datang seorang nenek tua ke lapak penjual. “Maaf, apakah hari ini ada sisa roti yang bisa kumakan bersama keluarga ku di rumah?” katanya, harap- harap cemas.

Si penjual langsung membungkus empat potong roti tadi dan menyerahkannya pada si nenek. “Ini ada roti titipan dari pembeli. Silahkan ambil dan bawa pulang,” ujarnya.

Si nenek yang girang langsung mendekap bungkusan roti di dadanya. Tapi sebelum pergi, dia membukanya terlebih dahulu.

Setelah melihat, dia mengeluarkan dua potong roti dan menyerahkan kembali pada penjual. 

“Dua potong sudah cukup bagi kami di rumah. Biarkan ini menjadi hak yang lain. Masih banyak yang membutuhkan,” kata si nenek.

Mendengar itu, penjual tak kuasa menahan air mata. Sekalipun nenek itu miskin tapi hatinya sungguh kaya. Dia merasa terharu dan langsung memeluknya. 

“Hatimu sungguh mulia nek. Meski hidupmu serba kekurangan, tapi kau tidak pernah tamak dan tetap memikirkan nasib orang lain,” ujarnya.

Mari kita doakan agar semakin banyak pembeli dermawan yang menitipkan amanahnya di warung ku. Insyaallah akan kujaga amanah tersebut, agar kalian bisa turut menikmati. Lalu mereka pun berdoa bersama.

Tiga sosok dalam cerita di atas merupakan kumpulan orang hebat: Pembeli dermawan, penjual yang amanah serta si penerima (miskin) yang tidak tamak.  

Mereka patut dijadikan teladan. Pelajaran hidup yang sangat indah dan penuh harmonisasi. Sekiranya penduduk Indonesia berperilaku seperti mereka, maka damailah negeri ini.

Tabikpun. (*)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Pesan Khatib di Mimbar Jumat ...

MOMENTUM-- Pemilihan presiden (Pilpres) menjadi magnet tersendiri ...


Siklus Kehidupan ...

MOMENTUM-- Dulu, ketika beranjak remaja, saya selalu mendapat tug ...


Unila kembali Bergejolak ...

MOMENTUM-- Universitas Lampung (Unila) kembali jadi sorotan publi ...


Pasang Surut ...

MOMENTUM-- Tarik ulur dalam hubungan itu biasa. Entah itu pertema ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com