MOMENTUM, Krui--Bulan bakti. Kata itu sepertinya sudah sangat lazim kita dengar. Pun kita baca, di media masa, spanduk dan baliho.
Biasanya, bulan bakti itu bagian dari agenda rutin yang dilaksanakan lembaga pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, oraganisasi kepemudaan, bahkan komunitas.
Sesuai namanya, biasanya kegiatan bulan bakti tidak jauh-jauh dari aksi sosial. Bisa berupa santunan untuk fakir miskin dan anak yatim. Ada juga, khitanan masal, donor darah dan gotong royong bersih-bersih lingkungan. Malahan ada berupa pemberian penghargaan kepada individu atau kelompok yang dinilai memberikan kontribusi positif terhadap program si penyelenggara bulan bakti.
Soal bulan bakti itu, pekan ini jadi perbincangan hangat di kabupaten saya, Pesisir Barat. Terutama di kalangan generasi milenial, terlebih mereka yang berkecimpung di organisasi kepemudaan.
Meminjam istilah anak zaman now. Cieh! kok jadi kebarat-baratan ya.? Maksudnya zaman sekarang, gitu aja biar ngak ribet. Soal bulan bakti memang sedang viral di Pesisir Barat. Maklum, hari Sabtu lalu, 11 Maret 2023, pengurus Karang Taruna Kabupaten Pesisir Barat menggelar rapat koordinasi.
Rakor yang berlangsung di Lamban Apung, Pantai Labuhanjukung, Kecamatan Pesisir Tengah itu dihadiri: Ketua Karang Taruna Provinsi Lampung Dendi Ramadhona, Wakil Bupati Pesisir Barat A Zulqoini Syarif. juga Ketua DPRD setempat Agus Cik.
Rakor itu membahas persiapan Kabupaten Pesisir Barat sebagai tuan rumah Bulan Bakti Karang Taruna (BBKT) tingkat Provinsi Lampung, September 2023 mendatang.
Jujur, semula saya tidak begitu tertarik membahas ini. Saya merasa, kegiatan BBKT nanti akan begitu-begitu saja, seperti yang ditulis di atas. Tidak ada efek luas untuk kemajuan daerah. Ya, hanya sebatas seremoni. Sekedar melaksanakan agenda rutin organisasi.
Namun, melihat rangkaian kegiatan rakor yang beda dari lazimnya yang sekedar cakap-cakap sampaikan laporan, usulan dan pendapat terkait program kerja saja.
Agenda rakor itu diiringi bazar UMKM. Ada juga beragam pertunjukan kesenian daerah. Alhasil, rakor itu berlangsung meriah dan mengundang perhatian publik.
Melihat itu, saya jadi berpikir ulang. "Baru rakor persiapan saja sudah begini. Apa lagi nanti saat pelaksanaan BBKT. Wah, bisa lebih ramai lagi nih," begitu yang saya pikirkan.
Asa saya, terhadap BBKT yang akan memberikan dampak postif yang luas terhadap kemajuan daerah, semakin besar setelah menyimak penjelasan Ketua Karang Taruna Provinsi Lampung Dendi Ramadhona.
Menurut Dendi yang juga Bupati Pesawaran itu, nantinya BBKT tidak hanya dihadiri seluruh perwakilan pengurus Karang Taruna kabupaten/kota di Lampung. Tapi juga akan dihadiri jajaran pengurus pusat, termasuk perwakilan pengurus Karang Taruna dari beberapa provinsi tetangga.
Selain bakti sosial, rangkaian BBKT juga akan diisi bazar UMKM.
"Nah, dengan dihadiri pengurus pusat dan beberapa provinsi tetangga, otomatis banyak tamu yang datang ke Pesisir Barat," kata Dendi.
Kondisi itu, lanjut dia, dapat memicu multi efek positif untuk perekonomian Kabupaten Pesisir Barat.
"Banyaknya tamu yang datang tentu butuh tempat menginap. Otomatis hunian hotel dan penginapan meningkat. Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan BBKT untuk memasarkan produknya, kuliner atau cinderamata sebagai oleh-oleh yang akan dibawa para tamu itu," terangnya.
Hal senada disampaikan Ketua Karang Taruna Pesisir Barat Suryadi. Dia berharap dengan menjadi tuan rumah BBKT, keberadaan Pesisir Barat sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Lampung akan semakin dikenal luas.
Dengan begitu, dapat memicu peningkatan jumlah kunjungan wisata ke kabupaten termuda di Lampung itu.
Ya, multi efek BBKT untuk kemanjuan Pesisi Barat. Semoga. Tabik pun..(**)
Editor: Munizar
E-Mail: harianmomentum@gmail.com