MOMENTUM, Bandarlampung--Hutan dan bumi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, layaknya seperti sepasang kekasih yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
Mengapa bisa disebut demikian? Karena bumi dijadikan tempat hutan untuk melakukan segala aktifitasnya yang juga berpengaruh bagi manusia, hewan dan tumbuhan sedangkan hutan menjadikan bumi menjadi memukau karena keindahan alamnya dan kealamianya.
Hutan di bumi ini memang banyak jenisnya, tetapi hutan yang paling terkenal adalah hutan yang berada di Indonesia. Salah satunya adalah hutan tropis di Kalimantan. Banyak manusia yang suka meremehkan tentang hutan. Mereka mengira hutan hanya tempat semak belukar yang mengerikan tetapi nyatanya hutan adalah hal yang sangat indah dan berguna bagi semua kehidupan. Baik kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Di dalam hutan banyak sekali ragam hewan yang biasa ditemukan atau bahkan belum pernah ditemukan dan diberi nama. Tumbuhan pun berbagai macam. Tetapi pernahkah kita terfikirkan bagaimanakah rasanya jika hidup tanpa kekasih bumi ini sedangkan kata pepatah mengatakan bahwa hutan adalah paru paru dunia yang berarti salah satu sesuatu yang harus ada agar menjadi sempurna.
Persepsi tentang pentingnya hutan dalam menjaga ketersediaan air merupakan suatu hal yang memang benar dan sangat penting sebagai peran hutan. Peran hutan pun sebenarnya bukan hanya untuk menjaga ketersediaan air tetapi lebih banyak dan lebih nyata manfaatnya.
Salah satunya adalah peran hutan dalam sumber makanan dan tempat perlindungan berbagai ancaman bencana alam dan binatang buas, sebagai tempat menghasilkan hasil hutan berupa kayu ataupun non kayu, sebagai paru paru dunia, sebagai tempat untuk melakukan penelitian dan lain lain. Ini merupakan suatu alasan mengapa kita harus melestarikan hutan. Tentu salah satunya adalah untuk memenuhi ketersediaan air di bumi.
Pentingnya hutan dalam menjaga ketersediaan air di bumi inilah yang harus kita pikirkan baik baik. Air yang ada di dalam tanah tentu telah terjadi suatu proses yang menyebabkan air bisa tertampung didalam tanah hutan. Salah satu nya juga peranan flora terutama pohon didalam hutan yang menyebabkan air bisa tertampung. Flora yang cukup banyak akan membuat tanah juga tidak mudah kekeringan dan jika pohon pun tidak ada karena penggundulan hutan atau deforestasi akan menyebabkan banjir.
Fenomena yang akhir akhir ini terkait dengan eksistensi sumberdaya air adalah penurunan ketersediaan air. Disatu sisi ketersediaan air semakin menurun sementara kebutuhan air semakin terus meningkat. Ketersediaan air merupakan salah satu aspek kehidupan yang harus kita jaga bersama.
Hal ini dikarenakan air adalah salah satu aspek terpenting yang menunjang kelangsungan hidup kita sebagai manusia. Ketersediaan air dapat kita lestarikan dengan menjaga kelestarian hutan sebagai salah satu penyangga mata air. Peranan hutan dalam mengatur aliran sungai telah lama menjadi perhatian dan perdebatan para ahli terutama setelah terjadinya Revolusi Perancis (tahun 1978).
Tanggapan awal para ahli kehutanan Amerika terhadap peranan hutan dalam mengatur aliran sungai dimulai tahun 1905 seperti dikemukakan berdasarkan pendapat Gifford Pinchot, bahwa hutan mampu mengatur aliran sungai, tetapi pengaruh hutan terhadap aliran sungai menjadi sangat penting hanya pada kondisi tutupan hutan melingkupi sebagian besar DAS (daerah aliran sungai).
Peningkatan deforestasi sejak awal abad 20 ditengarai menjadi andil besar terjadinya kerusakan DAS di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kejadian ekstrim banjir dan kekeringan yang persentasenya semakin meningkat pada DAS yang persentase penutupan lahan hutannya semakin berkurang, khususnya pada DAS- DAS di Pulau Jawa.
Peranan penggunaan lahan hutan dalam pengaturan tata air dan sedimentasi yang terjadi pada suatu DAS dengan beberapa luasan tanpa mengabaikan peranan penggunaan lahan lain. Pada luasan DAS lebar, keberadaan hutan kurang berperan dalam mengatur tata air dan proses sedimentasi.
Keberadaan lahan hutan berperan dalam mengatur tata air dan proses sedimentasi pada luasan sedang dan sempit.
Dengan menjaga kelestarian hutan, maka ketersediaan air sungai dapat terjaga kelangsungannya. Selain itu, dalam menjaga ketersediaan air, kita juga harus memanfaatkan air dengan bijak.
Artinya, kita harus memanfaatkan air sesuai dengan kebutuhan kita dan jangan membuang atau memboroskan air untuk keperluan yang tidak penting. Ketersediaan air dan kesuburan tanah merupakan urat nadi kehidupan manusia. Kerusakan hutan yang terjadi memberikan akibat yang nyata bagi kehidupan manusia. Sekarang banyak manusia yang merasakan betapa pentingnya menjaga dan memelihara hutan karena begitu banyak bencana yang terjadi akibat kelalaian dan keserakahan manusia memerlakukan semena-mena tanpa memikirkan dampak dan akibatnya.
Ketika hutan menjadi rusak memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan sekitar. Kerusakan hutan yang terus terjadi telah mengakibatkan bencana yang menelan korban harta dan jiwa yang tidak sedikit, seperti musibah kebakaran dan kekeringan pada musim kemarau, banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan lain sebagainya.
Peran hutan dalam ketersediaan airpun sangat berpengaruh pada bencana alam. Oleh karena itu, mari selamatkan bumi kita secara bersama sama dengan menjaga inti dari segala aspek yaitu hutan.(**)
Oleh: Dr. Hj. Bainah Sari
Dewi, S.Hut., M.P., IPM. dan Khoirunnisa, penulis adalah
dosen dan mahasiswa Universitas Lampung.
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com