Tak Bisa Bayar Rp9 Juta, Ibu dan Bayinya Tertahan di RSUDAM

Tanggal 09 Nov 2017 - Laporan - 1342 Views
Indarti dan bayinya di RSUDAM. Foto: Agung Chandra

Harianmomentum.com--Lagi-lagi kabar tidak sedap menerpa Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek  (RSUDAM).

 

Kali ini, kabar tidak sedap tersebut terlontar dari mulut seorang ibu yang baru saja melahirkan di RSUDAM tersebut. Namanya Indarti (39), warga Kelurahan Gapura, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara.

 

Warga kurang mampu ini bersedih hati, lantaran sudah satu minggu ia dan anak perempuannya yang baru saja lahir di RSUDAM tersebut tertahan oleh pihak RUSUDAM.

 

Menurut Indarti, alasan RSUDAM menahan ia dan bayinya karena tidak dapat melunasi pembiayaan selama proses persalinan hingga saat ini.

 

"Sebenarnya saya sudah ingin pulang dari hari Minggu kemarin. Tapi pihak rumah sakit tidak mengizinkan. Alasannya karena kami belum melunasi bayaran," kata Indarti kepada Harianmomentum.com Kamis (9/11).

 

Kata Indarti, hingga kini biaya persalinannya sudah membengkak hingga hampir Rp9 Juta. "Kalau saya pulang dari hari Minggu lalu, pasti gak semahal ini," ungkapnya bersedih.

 

Lanjut dia, bukannya tidak ingin membayar, tetapi Indarti dan suaminya Herik mengharapkan keringanan dari pihak rumah sakit.

 

"Kita mau bayar, tapi sekarang saya cuma ada dana Rp1 Juta. Maksud saya, sisanya saya cicil," harapnya.

 

Namun, pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan begitu saja tanpa jaminan berupa surat-surat berharga.

 

"Saya tidak punya surat berharga. Rumah masih mengontrak. Pekerjaan saya dan suami saja hanya pedagang emperan," ungkapnya.

 

Saat ini, Indarti dirawat di Ruang Delima Kelas I C RSUDAM Provinsi Lampung. Ia mulai masuk pada Jumat (3/11) lalu, sekira pukul 01.00 WIB dini hari.

 

Ia mengaku tidak tahu menahu tentang ruangan kelas I yang ia tempati saat ini. "Waktu itu yang ngurus masuk sini ayuk saya," ujarnya.

 

Memang, proses kelahiran Indarti tersebut tidak diduga-duga. "Kalau perkiraannya saya ini lahiran tanggal 15 November ini. Tahu-tahu saya kontraksi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit," ujarnya.

 

Senada, Yuli yang merupakan kakak Indarti mengungkapkan agar pihak RSUDAM memberi keringanan terhadap adiknya tersebut.

 

"Inikan rumah sakit umum, harusnya adalah keringanan untuk pasien kurang mampu," kata Yuli.

 

Awalnya, lanjut Yuli, saat kontraksi adiknya itu dibawa ke rumah sakit Betikhati. Tapi, ia takut biayanya mahal maka dia pindah ke RSUDAM. "Kami sarankan saat itu untuk ke RSUDAM saja biar biayanya murah," ujarnya.

 

Sebaliknya, Yuli terkejut saat mengetahui biaya persalinan adiknya tersebut yang menurutnya begitu mahal. "Masa ia, biaya vakum dan dokter saja, saat saya tanya mencapai Rp5 Juta. Sedangkan di rumah sakit swasta saja tidak sampai segitu," tegasnya.

 

Diberitakan, bahwa pada awalnya Indarti hendak melahirkan dengan menggunakan BPJS. Ternyata BPJS nya belum aktif lantaran baru di buat pada akhir bulan Oktober lalu. Sedangkan, BPJS baru bisa aktif setelah 14 hari dari awal registrasi. (acw)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Kasus DBD di Metro Meningkat Drastis ...

MOMENTUM, Metro--Jumlah kasus penularan penyakit deman berdarah d ...


Di Lampung Utara: 798 Orang Terjangkit Demam ...

MOMENTUM, Kotabumi -- Penderita demam berdarah atau DBD di Kabupa ...


Dinkes Mesuji Catat 100 Kasus DBD ...

MOENTUM, Mesuji--Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji mencatata selam ...


Donor di PTPN I Regional 7 Bantu Atasi Defisi ...

MOMENTUM, Bandarlampung -- Unit Donor Darah (UDD) PMI Lampung men ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com