Harianmomentum.com--Lagi-lagi kabar tidak sedap menerpa Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).
Kali ini, kabar tidak sedap tersebut terlontar dari mulut seorang ibu yang
baru saja melahirkan di RSUDAM tersebut. Namanya Indarti (39), warga Kelurahan
Gapura, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara.
Warga kurang mampu ini bersedih hati, lantaran sudah satu minggu ia dan
anak perempuannya yang baru saja lahir di RSUDAM tersebut tertahan oleh pihak
RUSUDAM.
Menurut Indarti, alasan RSUDAM menahan ia dan bayinya karena tidak dapat
melunasi pembiayaan selama proses persalinan hingga saat ini.
"Sebenarnya saya sudah ingin pulang dari hari Minggu kemarin. Tapi
pihak rumah sakit tidak mengizinkan. Alasannya karena kami belum melunasi
bayaran," kata Indarti kepada Harianmomentum.com Kamis (9/11).
Kata Indarti, hingga kini biaya persalinannya sudah membengkak hingga
hampir Rp9 Juta. "Kalau saya pulang dari hari Minggu lalu, pasti gak
semahal ini," ungkapnya bersedih.
Lanjut dia, bukannya tidak ingin membayar, tetapi Indarti dan suaminya
Herik mengharapkan keringanan dari pihak rumah sakit.
"Kita mau bayar, tapi sekarang saya cuma ada dana Rp1 Juta. Maksud
saya, sisanya saya cicil," harapnya.
Namun, pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan begitu saja tanpa jaminan
berupa surat-surat berharga.
"Saya tidak punya surat berharga. Rumah masih mengontrak. Pekerjaan
saya dan suami saja hanya pedagang emperan," ungkapnya.
Saat ini, Indarti dirawat di Ruang Delima Kelas I C RSUDAM Provinsi
Lampung. Ia mulai masuk pada Jumat (3/11) lalu, sekira pukul 01.00 WIB dini
hari.
Ia mengaku tidak tahu menahu tentang ruangan kelas I yang ia tempati saat
ini. "Waktu itu yang ngurus masuk sini ayuk saya," ujarnya.
Memang, proses kelahiran Indarti tersebut tidak diduga-duga. "Kalau
perkiraannya saya ini lahiran tanggal 15 November ini. Tahu-tahu saya kontraksi
dan langsung dibawa ke Rumah Sakit," ujarnya.
Senada, Yuli yang merupakan kakak Indarti mengungkapkan agar pihak RSUDAM
memberi keringanan terhadap adiknya tersebut.
"Inikan rumah sakit umum, harusnya adalah keringanan untuk pasien
kurang mampu," kata Yuli.
Awalnya, lanjut Yuli, saat kontraksi adiknya itu dibawa ke rumah sakit
Betikhati. Tapi, ia takut biayanya mahal maka dia pindah ke RSUDAM. "Kami
sarankan saat itu untuk ke RSUDAM saja biar biayanya murah," ujarnya.
Sebaliknya, Yuli terkejut saat mengetahui biaya persalinan adiknya tersebut
yang menurutnya begitu mahal. "Masa ia, biaya vakum dan dokter saja, saat
saya tanya mencapai Rp5 Juta. Sedangkan di rumah sakit swasta saja tidak sampai
segitu," tegasnya.
Diberitakan, bahwa pada awalnya Indarti hendak melahirkan dengan menggunakan BPJS. Ternyata BPJS nya belum aktif lantaran baru di buat pada akhir bulan Oktober lalu. Sedangkan, BPJS baru bisa aktif setelah 14 hari dari awal registrasi. (acw)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com