MOMENTUM, Tegineneng--Lahan Persawahan di Kecamatan Tegineneng diprediksi bakal menjadil kawasan paling terdampak kekeringan, saat musim kemarau berlangsung di bulan Agustus hingga September 2023.
Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Tanaman Pangan Holtikultura (DTPH) Kabupaten Pesawaran Andreansyah mengatakan, di Kecamatan Tegineneng tidak ada embung atau bendungan penampungan air.
"Dari sebelas kecamatan di Pesawaran, lahan persawaran di Tegineneng paling berpotensi mengalami dampak kekeringan, saat musim kemarau berlangsung," kata Andreansyah pada Harianmomentum.com, Selasa (15-8-2023).
Untuk itu, para petani diimbau menyiasati dengan menggunakan aliran air secara efisien, serta mulai memetakan sumber air yang berdekatan dengan lahan persawahan.
"Cara menyiasatinya dengan menyedot air dari sungai maupun sumber air, dan dialirkan ke areal persawahan," terangnya.
Menurut dia, petani di kecamatan setempat juga bisa menyiasati potensi kekeringan itu dengan mengajukan pembangunan sumur bor atau bendungan ke dinas terkait.
“Pengajuan proposal ditujukan ke Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas TPH," saranya.
Saat musim kemarau, selain mengantisipasi kekeringan, para petani juga harus dapat mengatasi serangan hama. Sehingga, tanaman padi tetap bisa tumbuh dan berproduksi normal.
"Musim kemarau biasanya ada hama wereng, untuk itu petani harus menyiapkan antisipasi dari serangan hama," imbaunya.
Pemkab Pesawaran mencatat luasan lahan persawahan mencapai 13.480 hektare, delapan puluh persen diantaranya lahan produktif. Rerata setiap hektare sawah bisa menghasilkan lima ton gabah dengan tiga kali masa tanam dalam setahun. (**)
Editor: Munizar
E-Mail: harianmomentum@gmail.com