MOMENTUM, Surabaya--Stok gula konsumsi nasional dalam waktu dekat akan bertambah seiring kesiapan giling pabrik gula PT Perkebunan Nusantara Group yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Saat ini baru PG Kwalamadu saja yang telah giling tebu, mengingat karakteristik iklim di wilayah Sumatera Utara.
“Saat ini pabrik gula SGN telah siap giling tebu petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat. Tinggal menunggu tingkat kemasakan tebu untuk mencapai rendemen optimal”, ungkap Aris Toharisman Direktur Utama SGN.
Pihaknya menyebut harga gula saat ini yang cenderung naik dikarenakan stok gula yang berkurang dan sebagian gula impor masih dalam proses pengadaan, dan stok tersebut akan terpenuhi kembali ketika pabrik gula giling kembali. Meski demikian berdasarkan data stok tersebut aman hingga giling tebu mendatang.
"Maret lalu persediaan gula SGN sebesar 2,8 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga giling tahun 2024. Selain stok Gula SGN, masih ada persediaan gula milik petani dan milik pedagang di gudang PG SGN. Total stok saat ini kurang lebih sebesar 144 ribu ton dengan sebaran di Sumatera Utara 7 ribu ton, Sumatera Selatan 12 ribu ton, Lampung 4,7 ton, Jawa Tengah 4,3 ribu ton, Jawa Timur 113 ribu ton, dan Sulawesi Selatan 3 ribu ton. Sedangkan proyeksi produksi tahun 2024 sebesar total 992 ribu ton gula kristal putih untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat," terang Aris Toharisman.
Aris menambahkan, produksi gula di dalam negeri tahun ini diprediksi akan mencapai 2,3 juta ton. Sekitar 900-an ribu ton diantaranya adalah produksi PTPN dan petani yang memasok tebu ke SGN.
“Data taksasi Maret ada peningkatan dibanding tahun 2023, yakni 12,8 juta ton dari tahun lalu yang hanya 10 juta ton tebu. Sedangkan protas juga naik menjadi 69 ton per hektar dari 58 ton per hektar pada tahun 2023”, lanjutnya.
Menurutnya keterlibatan petani tebu dalam pencapaian swasembada gula nasional sangat besar, untuk itu pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap petani mitra diantaranya penyediaan sarana produksi melalui program MAKMUR yang bersinergi dengan PT Petrokimia Gresik hingga pihak perbankan untuk keperluan permodalan biaya kebun hingga tebang angkut.
“SGN terus berupaya meningkatkan kinerja industri gula melalui berbagai cara. Pertama, melakukan perbaikan hubungan kemitraan dgn petani tebu. Kedua, memfasilitasi petani dalam penjualan gula pada harga relatif tinggi dgn pembayaran cepat. Ketiga, memfasilitasi ketersediaan pupuk melalui program Makmur bekerja sama dengan BUMN Pupuk dan Perbankan. Dampaknya terlihat dari perluasan area tebu rakyat tahun ini dari sebelumnya sekitar 120ribu hektar menjadi 123ribu hektar,” tambah Aris Toharisman.
Di sisi lain, Bapanas juga melakukan penyesuaian Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp17.500 per kilogram sesuai dinamika harga di lapang, terutama dalam meng-akomodir harga jual gula petani. Sunardy Edy Sukamto ketua DPD APTRI menyambut baik berbagai kebijakan PTPN dan Pemerintah yang sangat kondusif dalam mendukung kelancaran usaha tani tebu.
“Kami menyambut positif kebijakan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan mendukung upaya swasembada gula baik dari PTPN dan Pemerintah, karena pada intinya peran petani tebu tidak dilupakan dan pencapaian swasembada gula harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan para petani tebu”, tegas Sunardy Edy Sukamto.(**)
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com