MOMENTUM, Bandarlampung--Lebih dari seratus ribu bayi di bawah lima tahun (balita) di Lampung mengalami permasalahan gizi.
Berdasarkan data pada sigiziterpadu.kemkes.go.id, 133.532 mengalami permasalahan gizi.
Rinciannya: 24.491 mengalami stunting, 12.909 gizi kurang, 1.341 gizi buruk, 88.909 anak berat badannya (BB) tidak naik dan 5.882 BB kurang.
Dari jumlah tersebut, pemerintah telah melakukan intervensi terhadap 5.723 balita yang bermasalah dengan gizi.
Intervensi yang dilakukan berupa pemberian makanan tambahan selama dua pekan, empat pekan dan delapan pekan.
Sedangkan, untuk yang menderita stunting dirujuk ke rumah sakit.
Meski demikian, jumlah balita yang diintervensi persentasenya baru 4,28 persen dari total anak yang mengalami permasalahan gizi.
Menanggapi itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Elvira Umihanni mengatakan, perhitungan berat badan balita masih terus dilakukan.
Menurut dia, perhitungan gizi balita dilakukan hingga akhir Juni mendatang.
"Pengukuran yang dilakukan mulai dari penimbangan balita dan ibu hamil. Seperti lingkar lengan atas dan berat badan," kata Elvira, Senin (24-6-2024).
Dia mengatakan, jika balita yang terindikasi stunting atau masalah gizi lainnya akan diintervensi.
Terlebih, persentase pendataan balita di Lampung merupakan yang tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 95,14 persen atau sekitar 531.291 dari target 558.438 anak.
"Yang jelas jika sudah ditemukan maka akan kita intervensi. Sehingga dapat menekan angka tersebut," tuturnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya
E-Mail: harianmomentum@gmail.com