MOMENTUM, Bandarlampung--Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), Prof Dr A Kumedi Ja’far SAg MH menyatakan komitmennya untuk segera menindaklanjuti hasil Rakor Penguatan Program Bantuan Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litapdimas), yang berlangsung di Aviary Hotel, Tangerang Selatan, pada 15-17 Agustus 2024.
Usai rapat tersebut, Prof Kumedi menegaskan bahwa LP2M UIN RIL akan terus berupaya mendorong peningkatan kualitas riset, publikasi ilmiah, dan pengabdian dosen, agar hasilnya tidak hanya berdampak nyata bagi masyarakat, tetapi juga dapat dijadikan dasar kebijakan bagi para pemangku kepentingan.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan di LP2M UIN RIL memiliki dampak yang signifikan dan dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Prof Kumedi juga bertekad untuk terus mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah di tingkat nasional maupun internasional, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemeringkatan Webometrics dan Unirank.
Prof Kumedi mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa program-program yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terus relevan dan berdampak positif, baik bagi masyarakat maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Subdit Litapdimas Diktis Kementerian Agama RI ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Direktur Diktis Kemenag RI Prof Dr H Ahmad Zainul Hamdi MAg, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kemenag RI Wibowo Prasetyo, Kasubdit Litapdimas Dr Nur Kafid MSc, Kasubtim Penelitian dan Pengelola HAKI Dr Abdul Basid SPdI MPd, Kasubtim Pengabdian Kepada Masyarakat Dr Amiruddin Kuba SAg MA, Pengembang Litapdimas Pusat Dr Ahmad Anwar Dani SPdI MPd, serta para ketua LP2M dari berbagai perguruan tinggi.
Dalam sambutannya, Prof Inung, sapaan akrab Prof Ahmad Zainul Hamdi, menekankan pentingnya efisiensi dan integrasi dalam penggunaan aplikasi di lingkungan kampus. Ia menggarisbawahi bahwa kebijakan nasional terhadap penambahan aplikasi baru dan bahkan mengurangi aplikasi yang ada. “Semua harus melalui satu pintu, yaitu aplikasi Pusaka,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus memiliki kualitas tinggi dan novelty, serta MoU dengan mitra luar negeri harus ditindaklanjuti dengan kerja sama konkret, bukan sekadar formalitas.
Prof Inung juga menyampaikan bahwa semua publikasi ilmiah harus dapat diakses oleh semua orang melalui media-media online. Ia juga menekankan pengabdian kepada masyarakat hendaknya dapat dilakukan juga di sekitar kampus secara berkelanjutan, sehingga masyarakat sekitar bisa ikut merasakan dan memiliki.
Kasubdit Litapdimas Dr Nur Kafid MSc, menambahkan bahwa hasil riset harus memiliki nilai jual dan manfaat nyata bagi masyarakat, serta dapat dijadikan dasar kebijakan bagi stakeholder. Ia juga menegaskan pentingnya koordinasi satu pintu dalam pelaksanaan penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat melalui LP2M.
Sementara Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Kemenag RI, Wibowo Prasetyo, menyampaikan salah satu program unggulan Gusmen adalah transformasi digital, sejalan dengan Indonesia diperkirakan pada tahun 2045 akan menjadi masyarakat digital, bahkan akan menjadi raksasa ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Maka, sambungnya, transformasi digital harus dibangun di lingkungan kampus.
“Semua karya dosen sebaiknya dimuat di Arina.id agar dapat diakses oleh publik luas,” ujarnya. Ia juga mendorong setiap PTKIN untuk membentuk Badan Publik Informasi (BPI) sebagai pusat informasi kampus.
Dr Abdul Basid SPdI MPd, Kasubtim Penelitian dan Pengelola HAKI, menggarisbawahi pentingnya revisi Agenda Riset Keagamaan Nasional (ARKAN) agar selaras dengan Agenda Riset Nasional dan memiliki kebermanfaatan. Ia juga menekankan bahwa penelitian yang melibatkan dunia usaha dan industri (DUDI) harus terhubung erat dengan mitra usaha.
Sementara itu, Dr Amiruddin Kuba SAg MA, Kasubtim Pengabdian kepada Masyarakat, menegaskan bahwa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) harus menghasilkan dampak nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Rapat ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa program-program yang ada di lingkungan PTKIN tetap relevan, berdaya guna, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat serta dunia pendidikan di Indonesia. (**)
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com