MOMENTUM, Jakarta -- MarkPlus.Inc memberi penghargaan Marketer Digital Marketing Heroes 2025 kepada PTPN I. Award diserahkan pada ajang MarkPlus Conference 2026 di Jakarta, Kamis (11-12-2025). Lembaga konsultan dan riset pemasaran terkemuka Asia Tenggara itu menempatkan PTPN I sebagai perusahaan yang berhasil mengembangkan strategi data driven B2B Customer Relationship Management (CRM) secara digital. Opsi dinilai berhasil meningkatkan kesadaran dan keterlibatan kelompok sasaran pemasaran.

MarkPlus Conference merupakan forum tahunan yang menjadi barometer perkembangan pemasaran, transformasi digital, serta dinamika bisnis di kawasan Asia Tenggara. Ajang yang diselenggarakan dengan tema “Lean & Agile: AI and China in Focus” ini mempertemukan para pemimpin industri, akademisi, pejabat pemerintah, hingga eksekutif perusahaan multinasional dari berbagai negara.

Penghargaan diserahkan pendiri MarkPlus.Inc. Hermawan Kertajaya dan diterima Kepala Divisi Pemasaran PTPN I Laeli Fadli Arif. Founder and Chair Mcorp itu dalam paparannya di Indonesia Marketing Outlook 2026 menyatakan, dominasi Cina dalam rantai perdagangan dunia sangat mempengaruhi atmosfer perdagangan kawasan Asean.

“Perusahaan-perusahaan yang meraih award dari MarkPlus.Inc hari ini adalah entitas yang berhasil beradaptasi dengan tren itu. Melalui digitalisasi pemasaran, manajemen mampu menjaga ritme sehingga membangun awarness dan engagement dengan audience,” kata konsultan pemasaran yang mendirikan MarkPlus Institute pada 1990 ini.

Usai menerima award, Laeli Fadli Arief menyatakan apresiasi dan rasa bangganya. Tentang pencapaian PTPN I dalam pemasaran digital, Laeli mengatakan, pihaknya telah mengembangkan Customer Relationship Management (CRM) melalui digitalisasi yang cepat dan tetap respek.

“Mengapa digitalisasi? Karena tren dunia saat ini sudah tidak lagi sepenuhnya mengandalkan face to face, melainkan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan dan mempercepat akses. Namun demikian, digitalisasi tetap harus suguhkan dengan pendekatan yang respek,” kata Laeli.

Ia menjelaskan, PTPN I banyak mengelola komoditas untuk pasar ekspor, yang sering menimbulkan gap dalam hal waktu maupun hari. Karena itu, diperlukan inovasi agar hubungan dengan pelanggan berlangsung lebih agile dan cepat.

Melalui pendekatan data driven, PTPN I melibatkan pelanggan tidak hanya pada proses jual beli, tetapi juga memberikan customer experience sejak pembelian hingga produk dikirimkan. Pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mendorong kenaikan penjualan.

Pencapaian ini diapresiasi Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas. Teddy mengatakan, penghargaan ini adalah parameter tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan perusahaan. 

“Ini adalah kali pertama PTPN I mengikuti ajang tersebut. Siapapun yang berkecimpung di dunia pemasaran pasti mengenal kredibilitas MarkPlus. Penghargaan ini sangat berarti dan menjadi tantangan bagi manajemen untuk mempertahankan dan terus menaikkan reputasi,” Teddy Yunirman Danas.

Secara normatif, kata Teddy, penghargaan ini menggambarkan PTPN I memandang pelanggan sebagai prioritas utama, sehingga pemasar harus menerapkan prinsip Listen For Customer (LFC). Di tengah ketidakpastian, pelanggan harus dilibatkan, termasuk dalam proses inovasi. Pemasar tidak boleh menolak masukan dan harus berani mendengarkan keluhan pelanggan.

Dua hal strategi yang dibangun pemasaran PTPN I yakni menggabungkan kebutuhan pelanggan dengan transformasi digital. Salah satu programnya adalah User Customer yang dimediasi oleh perangkat digital Sonia. Sonia Digital merupakan agen layanan digital yang menyediakan pengembangan situs web, manajemen media sosial, hingga strategi pemasaran digital bagi klien.

“Harapan kami, ini dapat menjadi branding yang baik bagi KPI (key performance indicator) perusahaan. Melalui ajang ini, publik dapat melihat transformasi yang dilakukan PTPN I, baik dari sisi perusahaan maupun produk,” tambah Teddy.

Melalui ajang ini pula, PTPN I berharap produk perkebunan yang dihasilkan dapat semakin dikenal, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat ASEAN bahkan dunia. Reputasi perusahaan yang meningkat diharapkan turut mendorong kesejahteraan karyawan. (*)