Harianmomentum.com--Bulog Divre Lampung telah menyerap sekitar 80 ribu ton beras dari target yang ditetapkan sebesar 115 ribu ton pada tahun ini.

Kabid Operasional Dan Pelayan Publik (OPP) Bulog Divre Lampung Joko Tri Septanto mengatakan, hingga saat ini masih terus menyerap beras petani. Tercatat 60-70 ton beras per hari yang diserap oleh Bulog.

"Tapi jumlah itu berkurang seiring berakhirnya masa panen. Kalau lagi masa panen biasanya bisa menyerap 200-300 ton beras per hari," ujar Joko di sela operasi pasar di Pasar Tugu, Bandarlampung, Selasa (04/9/18).

Dikatakan Joko, Bulog akan terus melakukan penyerapan hingga akhir tahun 2018. Bulog membeli beras dari petani di harga Rp8.030/kg.

Terkait beras impor yang akan masuk ke Provinsi Lampung dalam waktu dekat, kata dia, akan diperuntukkan sebagai cadangan beras di Sumatera bagian timur seperti Jambi, Bengkulu dan Palembang yang bukan merupakan produsen beras seperti Lampung.

Sejak Januari hingga Mei 2018, tambah Joko, sebanyak 50 ribu ton beras impor telah masuk ke Lampung. Sebagian telah disalurkan dan sebagian masih tersimpan di gudang sebagai cadangan.

Sementara untuk menjaga stabilitas harga, Bulog melakukan monitoring penetrasi ketersediaan beras OP. Beras tersebut dijual Bulog jauh dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

Menurut Joko, tujuan utama dari penetrasi pasar adalah untuk membantu masyarakat mendapatkan harga yang rendah dengan beras yang berkualitas.

"Beras OP Bulog dijual jauh di bawah harga eceran tertinggi yaitu sebesar Rp8.800, sedangkan HET saat ini untuk beras sejenis mencapai Rp9.450," terangnya.

Lebih lanjut Joko menuturkan, antusias masyarakat terhadap beras OP sangat menggembirakan. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya penjualan beras OP.

"Alhamdulillah antusiasnya cukup bagus dan masyarakat cukup senanglah, apalagi kita jual jauh dibawah HET dan berasnya bagus layak dikonsumsi," pungkasnya. (ira).