Perlukah Debat Calon Presiden Menggunakan Bahasa Inggris ?

Tanggal 14 Sep 2018 - Laporan - 2020 Views
Ilustrasi/ist

Harianmomentum.com--Timses Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno mengusulkan atau mewacanakan perlunya debat Capres dalam Pilpres 2019 menggunakan Bahasa Inggris.

Usulan tersebut sudah direspons  Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Hasto Kritiyanto yang juga Sekjen PDI Perjuangan dengan jawaban yang “mengambang.”

Bahkan dapat ditarik kesimpulan pihak petahana kurang senang atau tidak setuju dengan usulan yang cukup menarik dan cukup mengejawantahkan perkembangan zaman di era milenial yang dilontarkan Timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Bagaimanapun juga penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional sangat diperlukan, karena kalau tidak diperlukan untuk apa di ujian nasional baik SMP maupun SMA termasuk ujian masuk PTN, salah satu mata pelajaran yang diuji adalah bahasa Inggris.

KPU RI dalam merespons usulan dari Timses Prabowo-Uno ini juga harus proporsional dan netral atau bebas dari intervensi politik darimanapun juga, sebab jika respons KPU RI terhadap usulan ini dinilai kurang mengena atau berat sebelah dengan tidak menyetujui usulan ini, maka jalan dan skenario Pilpres 2019 sudah hampir dapat dipastikan untuk “memenangkan kembali” petahana.

Presiden sebagai kepala negara yang selalu mewakili nama besar negara dalam berbagai pertemuan internasional jelas harus dapat menguasai bahasa Inggris, sebab dengan kemampuan berbahasa Inggris yang benar.Setidaknya Presiden dalam membuat keputusan-keputusan dari berbagai MoU atau kerjasama internasional yang mayoritas akan memakai bahasa Inggris tidak akan merasa “dikadali” oleh stafnya ataupun mitra kerjanya. 

Memang kelompok yang tidak setuju debat Capres dalam Pilpres 2019 memakai bahasa Inggris akan beralasan antara lain : pertama, penguasaan bahasa asing tidak harus dikuasai oleh kepala negara, karena setiap kepala negara memiliki penerjemah bahasa yang sudah disumpah untuk tidak bohong. 

Kedua, tidak semua kepala negara dapat berbahasa Inggris dan mereka cukup berhasil memimpin negaranya. 

Ketiga, sebagai bangsa yang besar, maka kita lebih perlu mengutamakan mencintai bahasa nasional dibandingkan bahasa asing. Keempat, yang pasti karena kekhawatiran Capres yang didukungnya kurang fasih dalam berbahasa Inggris dan ini sebenarnya adalah alasan utama dan terpenting jika ada kelompok yang menolak wacana debat Capres memakai bahasa Inggris.

Setidaknya ada beberapa dampak positif jika debat Capres dalam Pilpres 2019 dilakukan dalam bahasa Inggris antara lain: 

Pertama, kalangan dunia internasional baik dari unsur pemerintahan dan dunia bisnis akan memahami secara langsung bagaimana potret policy ke depan dari Capres Indonesia periode 2019-2024, bahkan dunia internasional akan juga mudah memahami “body language” sang tokoh dalam mengemumakan ide dan gagasannya tersebut. 

Kedua, Presiden sebagai kepala negara akan dinilai sebagai sosok yang menghargai komunitas internasional, karena bahasa adalah alat untuk mempererat silaturahmi dan memperjanjang kerjasama positif. 

Ketiga, kalangan pemilih milenial akan lebih tepat dalam menentukan pilihannya dalam Pilpres 2019, dimana mereka akan memilih Capres yang selain nasionalis juga berbakat dengan menguasai bahasa asing, salah satunya bahasa Inggris yang menjadi bahasa pergaulan internasional.

Karena itu, sangat masuk akal jika usulan dari Timses Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno ini dicermati dan direspons secara positif oleh berbagai pihak, bukan direspons secara reaksioner ataupun mengeluarkan pendapat/opini yang destruktif. 

Prasyarat penguasaan bahasa asing akan menjadikan “the next president candidate will shortly be eliminated from the unproportional candidates.” Semoga. (**)

Penulis:  Airla adalah CEO Strategic Assessment. Tinggal di Jakarta.


Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Hak Angket dalam Pilpres 2024: Solusi Atau Si ...

MOMENTUM -  Tahapan Pemilu merupakan sebuah rangkaian proses ...


Aliza Gunado: Debat Terakhir Meyakinkan untuk ...

MOMENTUM--Pada debat ke 5 yaitu debat trakhir,  Jubir TKD Pr ...


AICIS dan Keberanian Mendefinisikan Ulang Per ...

MOMENTUM, Bandarlampung--KETEGANGAN agama-agama masih terjadi di ...


Kebun PTPN VII Bumper Ekologis Kota Bandarlam ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Kebun Karet PTPN VII Bumper merupakan sa ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com