Harianmomentum--Empat
fraksi di DPR RI, yakni PAN, Demokrat, PKS, dan Gerindra yang tak menyetujui
pengambilan keputusan untuk presidential threshold (Preshold) melakukan aksi
walkout.
Hal itu lantaran mereka
yang menginginkan presidential threshold dilakukan pengambilan keputusan pada
Senin pekan depan itu kalah dalam voting. Jumlah gabungan anggota mereka hanya
217 orang.
Sedangkan jumlah
gabungan anggota dari fraksi pendukung pemerintah, yakni Fraksi PDI Perjuangan,
Golkar, Hanura, NasDem, PPP, dan PKB memilih agar semua pengambilan keputusan
dilakukan pada malam ini berjumlah 322 orang.
"Kami tidak akan
ikut dan kami tidak akan bertanggung jawab. Inilah kita. Kami yakin akan tetap
tersenyum. Oleh karena itu kami menyatakan walkout. Terimakasih," kata
sekretaris Fraksi PAN, Yandri Susanto dalam rapat paripurna ke 32, Gedung
Nusantara II, Senayan, Jakarta, Jum'at (21/7) dini hari.
Hal senada juga
diucapkan oleh Ketua Fraksi Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Dia menyatakan tidak
ingin bertanggung jawab atas apapun yang menjadi keputusan rapat hari ini.
Menyusul Anggota DPR RI
dari Fraksi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman mewakili fraksinya.
"Bapak-bapak,
ibu-ibu, dan saudara sekalian, Partai Demokrat menyatakan sikap tidak ikut
dalam ambil bagian voting untuk isu presidential threshold yang terlalu telak
melanggar konstitusi. PD bersama 60 anggota akan melakukan langkah walk
out," tegasnya.
Menyusul kemudian Fraksi
PKS pun tak mau kalah, salah satu wakilnya maju dan bilang kalau mereka juga
mau walkout.
Lebih dari dua ratus
anggota DPR pun berbondong-bondong meninggalkan ruangan sidang. Tak ketinggalan
tiga pimpinan sidang, Fadli Zon dari Gerindra, Taufik Kurniawan dari PAN, dan
Agus Hermanto dari Demokrat.
"Karena fraksi
Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN walkout, saya sejalan dengan fraksi saya
fraksi Gerindra. Untuk itu saya pamit undur diri sebagai pimpinan sidang,"
ujar Fadli Zon.
Tinggal dua pimpinan
sidang yang ada ruang rapat. Mereka adalah Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil
Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Novanto kemudian mengambil palu sidang dan langsung
memimpin rapat.
Namun sebelum itu, Fahri
Hamzah menyatakan bahwa sesungguhnya dia tak setuju dengan presidential
threshold, namun dia juga tak mau meninggalkan ruang rapat.
"Saya bertahan
sebagai pimpinan Dewan. Secara etis memang harus ada dua. Saya mengambil itu.
Kedua, kalau ditanya sikap angket, karena saya satu-satunya yang berbeda dengan
bapak-bapak, saya pilih B tapi tidak walkout," ujar Fahri yang disambut
tepuk tangan semua anggota di dalam ruang rapat.
Mendengar itu, Novanto
kemudian menyatakan dirinya mengapresiasi keputusan Fahri. Dia lalu melanjutkan
sidang.
"Izinkan rapat saya
lanjutkan. Ini adalah bentuk demokrasi yang ada. Kepada kawan-kawan fraksi
tetap mengambil RUU ini, apakah bisa disetuju?" Tanya tersangka kasus
dugaan korupsi e-KTP ini yang disambut setuju semua anggota.
"Karena tinggal
opsi A. Kita ambil secara aklamasi saja. Apa disetujui?" Tanya Novanto
lagi.
"Setuju,"
jawab semua anggota DPR.
Novanto kemudian
mengetok palu sebanyak tiga kali, tanda RUU Pemilu telah sah menjadi
undang-undang. (sam/rmol)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com